Kabupaten Tabalong Siapkan Desain Wilayah Rentan Banjir

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Selasa, 10 Nov 2015 15:27 WIB
Desain wilayah rentan banjir tersebut, kata Kepala BPBD Kabupaten Tabalong, menjadi prasyarat atas bantuan dana BNPB untuk kegiatan normalisasi sungai.
Sebuah alat berat melakukan pengerukan di muara Pelabuhan Jongor, Tegal, Jawa Tengah, Senin (21/9). Normalisasi muara tersebut untuk mengatasi pendangkalan akibat sedimentasi, memperlancar lalu lintas kapal nelayan dan menangani banjir saat musim hujan mendatang. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, sedang mempersiapkan dokumen survei dan desain wilayah rentan banjir untuk diajukan ke pemerintah pusat. Dokumen dan desain tersebut dibutuhkan untuk mendapatkan bantuan dana pusat atas kegiatan normalisasi sungai.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabalong, Alfian, mengatakan pihaknya telah mengusulkan ke pemerintah pusat bantuan dana sebesar Rp 11 miliar untuk normalisasi sungai.
"Dokumen dan desain wilayah rentan banjir kami kirimkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mendapatkan bantuan dana," kata Alfian, Selasa (10/11).

Alfian mengatakan kawasan rentan banjir di wilayah perkotaan ada karena dipicu kesalahan perencanaan infrastruktur dan bertambahnya kawasan permukiman penduduk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Wakil Bupati Tabalong, Zony Alfianoor, mengingatkan agar sejumlah wilayah harus siaga banjir.
"Tidak hanya di perkotaan, daerah rentan banjir termasuk wilayah Selatan Tabalong yang berada di bantaran Sungai Tabalong. Karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meminimalkan bencana alam ini," ujar Zony.

Salah satu anggota tim konsultan desain wilayah rentan banjir, Cecep Yuliansyah, mengatakan wilayah rentan di kawasan perkotaan mencakup Kecamatan Tanjung dan Murung Pudak.

"Di Kecamatan Tanjung, daerah rentan banjir di antaranya Murung, Simpang Tiga Pangkalan, Timbuk Baru Kelurahan Agung, Desa Wayau dan Desa Pangi," ujar Cecep.

Sedangkan Kecamatan Murung Pudak, kegiatan survei dan investigasi rentan banjir masing-masing Gambah Kelurahan Belimbing Raya dan Pemasiran Kelurahan Belimbing.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengatakan hujan lebih sulit diprediksi di masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Untuk mencegah banjir, ia menyarankan agar pemerintah daerah memperhatikan kelancaran aliran air terutama di sungai-sungai.

"Pada masa transisi ini hujan jadi lebih sulit diprediksi. Misalnya, seperti kemarin itu, intensitasnya ternyata tinggi dan diikuti petir serta angin kencang," kata Andi saat dihubungi CNN Indonesia, Senin (9/11).

Oleh karena itu, Andi menilai masing-masing daerah harus waspada akan kemungkinan banjir. Namun, ia mengingatkan bahwa kemungkinan banjir tidak hanya berdasarkan curah hujan.

"Banjir atau tidak juga sangat bergantung pada daya serap permukaan. Selain itu harus dipastikan juga apakah aliran air lancar atau tidak," katanya.

Andi mengatakan di kota-kota besar, daya serap air sudah sangat rendah. Oleh karena itu, sekarang pemerintah daerah diharapkan memberatkan fokus ke aliran air.

"Bila aliran air terhambat, misalnya sungai sempit, mala potensi banjir akan lebih besar dibandingkan sebelumnya," kata Andi. (antara/utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER