Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan proyek sodetan Kali Ciliwung baru bisa selesai pada 2017 mendatang. Dengan begitu pembangunan proyek tersebut belum bisa dimanfaatkan untuk mengantisipasi banjir di ibu kota.
"Itu (proyek sodetan) jalan terus, selesainya baru 2017. Jadi belum bisa menolong debit air," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/11).
Berbagai hal diakui Ahok menjadi kendala penyelesaian sodetan Ciliwung tersebut. Namun kendala utama yang sangat menghambat adalah bor yang digunakan untuk membuat sodetan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengerjaan pembentukan sodetan, kata Ahok, memang tidak bisa menggunakan dua bor sekaligus. Dia lantas membandingkan pengerjaan sodetan Ciliwung dengan proyek
Mass Rapid Transit (MRT) yang juga menggunakan bor.
"Ini bor hanya satu, proyek MRT saja satu hari hanya bisa delapan meter. Jadi sudah pasti terlambat," kata Ahok.
"
Progress-nya terus ada. Hanya memang satu dari dua mesin yang didatangkan tak berjalan," lanjut dia.
Ahok juga menyinggung perkembangan pembebasan lahan di Bidara Cina, Jatinegara, serta Kampung Pulo. Menurutnya proses pembebasan lahan di daerah tersebut sebagian besar telah selesai.
"Bidara Cina sudah, kita sekarang sudah masuk ke Jatinegara Barat," kata Ahok.
Menurut Ahok, keterlambatan pembebasan lahan di sejumlah daerah dekat Sungai Ciliwung adalah suatu hal biasa. Dia menegaskan keterlambatan tersebut jangan disebut bahwa Pemprov DKI telah berlaku kejam.
Yang penting, kata Ahok, adalah kesiapan dari rumah susun untuk para warga yang dibebaskan lahannya karena mau tidak mau warga tersebut harus pindah dari kediaman mereka sekarang.
"Kita tak ada pilihan, tempo dulu memang tak macet dan tak banjir karena sungai masih alami,” katanya.
(obs)