Kapolri Anggap Wajar Personelnya Tembak Warga Banyuwangi

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Jumat, 27 Nov 2015 15:37 WIB
Tercatat ada empat warga yang tertembak peluru karet milik polisi dalam kericuhan melawan pertambangan emas.
Ilustrasi. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk tengah membangun kawasan pabrik dan areal pertambangan semen di kaki Gunung Kendeng, Rembang, Jawa Tengah. Pabrik berkapasitas 3 juta ton per tahun dengan nilai investasi Rp 4,45 triliun itu menuai aksi pro dan kontra di sejumlah desa sekeliling kawasan proyek. (CNN Indonesia/Agust Supriadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menganggap wajar penembakan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap massa penolak keberadaan tambang emas di Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis malam (26/11).

Menurut Badrodin, penembakan harus dilakukan aparat kepolisian karena massa penolak tambang di Banyuwangi telah melakukan tindakan pelanggaran hukum.

Pelanggaran yang dimaksud adalah perusakan aset milik PT Bumi Suksesindo di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Selain itu, demonstran juga dilaporkan merusak beberapa sepeda motor milik polisi saat kericuhan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kalau masyarakat tidak setuju tentu harus menggunakan cara yang tidak berbentuk kekerasan. Kalau melakukan kekerasan, polisi harus melindungi dan menjaga. Jangan sampai asetnya perusahaan dirusak. Kalau sudah seperti itu polisi harus bertindak tegas," kata Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (27/11).

Badrodin menjelaskan, keberadaan tambang emas milik Bumi Suksesindo di Banyuwangi telah memenuhi semua persyaratan. "Boleh saja ada pertambangan. Perusahaan itu sudah ada izinnya, sudah clear ada izin dan itu resmi, bukan tambang ilegal,” tutur Badrodin.

Kericuhan terjadi antara massa dengan aparat keamanan di Banyuwangi kemarin. Tercatat ada empat warga yang tertembak peluru karet milik polisi. Peristiwa itu terjadi setelah massa membakar dan merusak infrastruktur milik Bumi Suksesindo.

Massa melakukan aksi tersebut karena merasa bahwa aspirasi mereka selama ini tidak pernah didengar. Kemarahan massa timbul seusai acara sosialisasi terkait tata ruang kawasan pertambangan dilaksanakan kemarin.

Dalam sosialisasi tersebut, turut hadir Polres Banyuwangi, perwakilan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, dan Bumi Suksesindo. Warga marah karena rencana penambangan emas dipastikan tetap berjalan seusai sosialisasi itu. (rdk)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER