Jakarta, CNN Indonesia -- Tewasnya satu anggota Komando Daerah Militer VII/Wirabuana pada operasi perburuan teroris Camar Maleo IV yang mengerahkan pasukan gabungan dari Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia, tak menyurutkan niat Polri melumpuhkan kelompok teror pimpinan Santoso alias Abu Warda.
“Operasi jalan terus. (Tewas) itu bagian dari risiko. Kalau dia tidak tertembak, kami yang tertembak. Tidak hanya di Poso, di Jakarta kalau penggerebekan (teroris) juga begitu,” kata Kapolri Jenderal Badrodin usai mengikuti rapat di kantor Kementerian Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Senin petang (30/11).
Hari Minggu kemarin, Sersan Kepala Zainuddin tewas ditembak orang tak dikenal yang diduga merupakan bagian dari jaringan kelompok teroris Santoso. Zainuddin merupakan anggota Tim Bravo15 yang sedang menjalankan operasi Camar Maelo IV.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia ditembak di Desa Maranda, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, sekitar pukul 10.00 WITA. Peluru ditemukan bersarang di punggung Zainuddin.
Kapolri menyatakan pengamanan di Poso kini tetap berjalan seperti biasa. Operasi pun tetap menargetkan menangkap Santoso. Polisi sejak pekan lalu menyebut telah mengetahui posisi Kelompok Santoso, namun belum bisa melakukan tindakan.
“Kami teruskan sampai operasi selesai Januari,” kata Kapolri. Operasi Camar Maleo IV tepatnya akan berakhir pada 9 Januari 2016.
Hingga kini polisi dan TNI terus melakukan pengintaian di Sulawesi.
Oktober lalu, 1.000 personel gabungan dari Korps Brigade Mobil dan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri diturunkan, dibantu oleh pasukan elite TNI Komando Pasukan Khusus atau Kopassus.
Mereka memburu Santoso yang disebut bersembunyi di gunung dan hutan. Namun hingga kini Santoso masih belum tertangkap.
(agk)