Pematang Siantar, CNN Indonesia -- Banjir di Kota Pematang Siantar sempat membuat 18 ekor buaya di sebuah tempat penangkaran lepas. Beruntung tak butuh waktu lama bagi pengelola tempat penangkaran itu untuk bisa kembali menangkap hewan buas itu dan mengembalikanya ke kolam penangkaran.
Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara Komisaris Besar Helfi Assegaf mengatakan, banjir disebabkan hujan deras yang mengguyur Pematang Siantar sejak sore hingga tengah malam kemarin.
Tak hanya banjir, hujan menurut Helfi juga membuat tanah longsor di beberapa tempat di Pematang Siantar.
"Sebanyak 14 rumah roboh dan tiga rumah penduduk hanyut terbawa banjir," kata Helfi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luapan air juga melanda sebuah kolam penangkaran buaya di Taman Hewan Pematang Siantar. Sebanyak 18 buaya di kolam tersebut lepas. Beberapa di antaranya buaya berukuran besar.
"Satu jam kemudian seluruh buaya dapat dievakuasi dan dimasukan kembali ke penangkaran di taman hewan," kata Helfi.
Polisi menurut Helfi juga terus memastikan bahwa tak ada lagi buaya yang lepas berkeliaran di sungai atau di permukiman yang bisa membuat warga resah.
Bencana itu juga mengakibatkan dua orang tewas yakni Julianarti dan Nursiem. Julianarti tewas tertimbun longsor. Sementara Nursiem tewas karena terbawa arus air.
Saat ini, kata Helfi, Kapolres Pematang Siantar Ajun Komisaris Besar Dodi Darjanto telah meminta seluruh personel turun ke lokasi bencana sebagai aksi tanggap darurat.
"Segera memberi bantuan kepada warga yang tertimpa musibah," kata Helfi.
(sur)