Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan program bela negara yang sedang digagas institusinya akan efektif membendung paham yang dikembangkan kelompok ekstremis, Islamic State in Iraq and Syria (ISIS).
"Kalau bela negara sudah berjalan, paham radikal itu akan sulit berkembang," ujarnya di kantor Kemhan, Jakarta, Kamis (3/12).
Ryamizard berkata, pelbagai paham yang tidak susuai dengan Pancasila, seperti liberalisme dan komunisme akan masuk ke Indonesia.
Ryamizard menyayangkan program bela negara baru akan dilaksanakan tahun depan. Menurutnya, jika program tersebut telah diimplementasikan sejak tiga tahun silam, masyarakat tidak akan cemas terhadap penyebaran ancaman ISIS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Andaikan tiga empat tahun lalu program bela negara sudah berjalan, pasti akan sulit paham radikal itu berkembang. Karena paham kita sudah satu, Pancasila," tuturnya.
Kemarin, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, berdasarkan informasi intelijen, ISIS berencana melakukan aksi teror terhadap kelompok Syiah di Indonesia.
Pernyataan itu diutarakannya dua hari setelah menggelar rapat koordinasi tingkat kementerian dan lembaga terkait kesiapan pemerintah mengantisipasi ISIS. Luhut berkata, potensi teror di Indonesia meningkat pada akhir tahun ini.
"Kami konsentrasi pada informasi intelijen yang mengatakan bulan ini ada kelompok Syiah yang dijadikan target," kata Luhut usai bertemu Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota DKI Jakarta.
Soal bela negara, sebelumnya, Kepala Badiklat Kemhan Mayor Jenderal Hartind Asrin menuturkan, instituainya akan mulai menjalankan program bela negara tahun 2016. Secara simultan, program itu akan terus berjalan di seluruh tingkat pendidikan. Ia berkata, 100 juta kader bela negara dapat tercapai dalam 10 tahun.
(bag)