Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan mengatakan lemahnya pengawasan dari Dinas Perhubungan seringkali membuat angka kecelakaan bus di jalan ibu kota terjadi. Hal ini dilontarkannya mengomentari kecelakaan yang melibatkan metromini dan KRL Commuter Line jurusan Kali Deres-Kota yang merenggut 13 korban meninggal dan 7 mengalami luka berat di perlintasan kereta Muara Angke pagi tadi.
Kecelakaan bus menurut Tigor biasa terjadi pada akhir pekan. Ini menurutnya dikarenakan tidak adanya pengawasan dari anggota Dinas Perhubungan di lapangan yang lemah. “Karena tidak ada orang di lapangan pada hari Jumat, Sabtu, Minggu,” kata Tigor kepada CNN Indonesia, Ahad (6/12).
Tigor yang juga memiliki beberapa armada metromini mengaku selalu mewanti-wanti supir agar berhati-hati ketika membawa bus. Ia menerapkan peraturan kepada para supirnya agar memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). “Tidak ada supir tembak. Kalau ada supir tembak saya pecat. Mobil saya suruh balik ke pool,” kata dia.
Armada metromini yang dimiliki Tigor juga secara berkala diperiksa uji kelaikan. Di antaranya adalah memperpanjang KIR.
Tabrakan yang melibatkan KRL dengan Metromini 80 Kalideres-Grogol terjadi pada sekitar pukul 08.48 WIB pagi tadi.
Kapolda Metro Jaya, Tito Karnavian, mengatakan Metromini tidak mengindahkan peringatan kereta, menabrak palang, dan tertabrak kereta yang sedang melintas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(bag/bag)