Jakarta, CNN Indonesia -- Sopir dan kernet bus Metromini yang menerobos palang kereta Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu (6/12), meninggal dunia, setelah mendapat perawatan insentif di RS Sumber Waras.
Sopir diketahui bernama Asmadi (35) sementara kernet bernama Agus Muhammad Irfan (37).
Sebelumnya, polisi menetapkan sopir sebagai tersangka yang kala itu masih kritis. Tetapi, kasus ini dihentikan karena tersangkanya telah tiada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sopirnya mati, kasusnya dihentikan. Anggota kami sedang olah TKP bekerjasama dengan Polres Jakbar," ujar Krishna Murt, Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes, seperti dikutip dari Detikcom.
Saat ini diketahui ada 17 korban tewas, termasuk sopir dan kernet. Sementara empat orang yang merupakan penumpang Metromini diketahui luka-luka.
Polisi saat ini sedang memeriksa tiga saksi. Menurut saksi mata, Metromini dengan nomor polisi B 7660 FD itu tidak mengindahkan peringatan kereta, menerobos palang, dan tersambar kereta yang sedang melintas.
M. Said, seorang saksi yang berada di lokasi mengatakan, Metromini tersebut menerobos palang kereta yang hanya 3/4 menutup jalan. Padahal, KRL sudah berada sekitar 50 meter dari palang pintu dan akhirnya tabrakan tak dapat dielakkan.
KRL menabrak bagian samping kanan Metromini dan terseret sampai 200 meter dan akhirnya tersangkut pondasi peron stasiun.
Corporate Communication Manager PT KAI Commuter Jabodetabek (KJC) Eva Chairunnisa mengatakan, evakuasi berlangsung lama sekitar tiga jam karena bodi Metromini terjepit kereta dan tersangkut pondasi peron.
Eva menambahkan KRL tidak bisa ditarik mundur, harus dievakuasi dari depan, sementara Metromini yang kondisinya hancur masih menghadang badan kereta.
Evakuasi selesai sekitar pukul 12.30. Petugas telah membawa kereta KRL Commuter Line ini ke Stasiun Bukit Duri.