Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyatakan ada satu hal yang dibahas dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat berkunjung ke Balai Kota DKI Jakarta, pagi tadi. Bahasan yang dimaksud Tito salah satunya adalah mengenai pemasangan kamera pengintai atau CCTV di DKI Jakarta.
Tito menyebut sistem keamanan digital di DKI Jakarta menjadi salah satu yang terburuk di Asia. Dalam sebuah survei terhadap 50 kota di Asia, Jakarta menduduki peringkat terakhir dalam hal sistem keamanan. "Salah satu indikatornya adalah kurangnya sistem keamanan digital," kata Tito saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (7/12).
Menurut Tito, di DKI Jakarta tidak ada sistem CCTV yang sifatnya komprehensif. Adapun yang memiliki sistem CCTV komprehensif adalah NTMC Polri, bahkan pemerintah daerah juga dianggap masih sangat terbatas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan berbagai fakta tersebut, maka Tito berharap program Ahok, sapaan Basuki, yang ingin memasang 6 ribu CCTV bisa segera terlaksana. Tak lupa, ribuan CCTV tersebut juga nantinya disambungkan dengan sistem kepolisian agar bisa dipantau bersama.
"Jadi jika ada demonstrasi atau kegiatan masyarakat yang menyebabkan kemacetan bisa dimonitor dari CCTV tersebut," kata Tito.
Satu hal lagi yang diminta Polda Metro Jaya agar bisa segera direalisasikan adalah
emergency call layaknya di luar negeri. Seandainya rencana tersebut bisa berjalan dalam waktu dekat maka masyarakat yang membutuhkan bantuan bisa memiliki akses yang lebih mudah.
Tito mencontohkan soal kaum perempuan yang dibuntuti saat berjalan di malam hari, atau masyarakat yang mengalami serangan jantung tengah malam.
"Pak Gubernur punya ide bernama one one nine (119), dan kalau bisa itu diintegrasikan dengan polisi, ambulan, dan pemadam kebakaran," katanya.
"Jadi nanti ada satu petugas emergency yang khusus memiliki akses ke tiga instansi sehingga masyarakat yang butuh bantuan akan lebih mudah," lanjut dia.
(obs)