Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merasa keberatan jika diminta membangun jalan layang (
flyover) atau jalur bawah tanah (
underpass) di setiap lintasan sebidang rel kereta api. Gubernur yang biasa dipanggil Ahok itu berharap Direktorat Jenderal Perkeretapian membangun jalan layang untuk rel kereta api.
Menurut Ahok, jika jalan layang rel kereta api tak dibangun, maka akan tetap terjadi penerobosan jalur. Perilaku menerobos jalur kereta api di Jakarta menurutnya sudah dinggap lazim. Penerobosan tetap terjadi di jalan layang atau jalur bawah tanah yang dibangun untuk menghindari rel kereta api.
Karena itu menurutnya, pembangunan jalan layang dan atau jalur bawah tanah di Jakarta tidak ada gunanya.
"Makanya kami usul pada kereta api agar mereka yang naik ke atas karena jika kita membangun
underpass atau
flyover tidak akan pernah selesai," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (7/12)
Sementara itu Direktur Jenderal Perkeretapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko mengatakan, sulit jika kereta api yang harus mengalah dengan membuat jalur atas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasannya, butuh biaya lebih besar untuk membangun jalan layang rel kereta api. Berbeda dengan pembangunan jalan layang biasa, untuk membangun rel layang setidaknya dibutuhkan jalur sepanjang 5 kilometer.
"Itu minimal ya, jadi seandainya mau menaikkan maka harus seluruhnya," kata Hermanto di kantor Kementerian Perhubungan.Selama ini perlintasan sebidang masih jadi masalah. Selain jadi salah satu sumber kemacetan, di titik pertemuan lalu lintas dengan jalur kereta api ini kerap terjadi kecelakaan.
Terakhir kecelakaan kemarin di perlintasan Muara Angke. Bus Metromini yang menerobos palang pintu perlintasa tertabrak Kereta Api Rel Listrik. Akibatnya 18 orang penumpang serta sopir dan kernet tewas.
(sur)