Jakarta, CNN Indonesia -- Sehari jelang Pilkada yang digelar serentak aksi kampanye hitam menerpa tiga pasangan calon Walikota-Walikota Semarang dari hembusan politik uang hingga ancaman pembunuhan.
Kampanye hitam terbanyak dialami oleh Pasangan nomer urut tiga yakni Sigit Ibnugroho-Agus Sutyoso atau yang biasa disebut Sibagus yang diusung oleh Partai Gerindra, Golkar dan PAN. Kampanye hitam tersebut dilontarkan lewat pesan singkat kepada para simpatisan dan relawan agar segera ke Posko untuk menukarkan KTP dengan uang Rp. 150 ribu.
Selain itu, beredar juga pesan singkat yang diterima para pendukung Sibagus yang bernada mengancam untuk memilih pasangan nomer urut lain. Jika tidak, maka pengirim pesan singkat tersebut akan membunuh penerima pesan.
Ketua Tim Sukses Pasangan Sibagus Joko Santoso mengatakan jika pesan singkat kampanye hitam dan ancaman pembunuhan tersebut mulai marak pada Senin (7/12) kemarin hingga saat ini. Pihaknya bersama Tim Kuasa Hukumnya akan menelusuri identitas pengirim pesan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sudah tidak sehat. Kami bisa dianggap melakukan politik uang dan pendukung kami bisa ketakutan", kata Joko sambil menunjukkan pesan singkat yang diterima para simpatisan Sibagus.
Kampanye hitam juga dialami dua Pasangan calon lain, yakni pasangan nomer urut satu, Soemarmo-Zubaer Zawawi atau Mazu dan Pasangan nomer urut dua, Hendrar Prihadi-Hevearita Gunaryanti atau Hebat.
Kedua pasangan ini sama-sama dilontari kampanye hitam soal korupsi seiring keberadaan Soemarmo dan Hendrar Prihadi yang merupakan incumbent. Kampanye hitam yang diterima dua pasangan ini dilontarkan lewat pesan singkat maupun selebaran.
Kata "korupsi" seakan tidak bisa dilepaskan dari nama Soemarmo dan Hendrar Prihadi. Soemarmo yang terpilih sebagai Walikota Semarang pada periode 2010-2015 sempat tersandung kasus suap APBD Kota Semarang tahun 2012 silam oleh KPK, yang akhirnya menghantarkan dirinya masuk ke penjara meski kemudian Mahkamah Agung lewat Peninjauan Kembali (PK) menyatakan dirinya tak bersalah.
Lengsernya Soemarmo inipun membuat Hendrar Prihadi yang saat itu menduduki jabatan sebagai Wakil Walikota Semarang akhirnya naik menjadi Walikota Semarang hingga tahun 2015 ini. Hendrar Prihadi sendiri sempat diperiksa Kejaksaan Tinggi Jateng sebagai saksi dalam kasus korupsi proyek pembangunan kolam retensi di Semarang.
(bag)