Jakarta, CNN Indonesia -- Tujuh tokoh lintas agama menyikapi hajatan pemilihan kepala daerah serentak yang akan berlangsung besok, Rabu (9/12). Mereka menyerukan agar seluruh umat beragama ikut memilih salah satu pasangan calon di masing-masing daerahnya.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsudin berharap ada konsolidasi demokrasi yang baik dalam Pilkada. Menurutnya, besok merupakan momen untuk melakukan perbaikan dan pembangunan daerah ke arah yang lebih baik.
"Meski ada potensi konflik dan ketegangan pada fase kampanye, kami berharap Pilkada besok berlangsung secara aman damai bermutu dan bermartabat," kata Din saat memberikan keterangan pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/12).
Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Kerukunan Umat, Yusnar Yusuf menilai jika ada warga yang tidak berpartisipasi dalam Pilkada maka termasuk bangsa yang tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wajib sebagai warga negara untuk memilih, jangan ada yang golput," katanya.
Dia mengatakan, jika ada pasangan calon yang kurang disenangi, masyarakat hendaknya tidak mengemukakan hal itu ke publik. Menurutnya, setia manusia memiliki kelemahan dan kelebihan.
Sementara perwakilan Konferensi Wali Gereja Indonesia Rudi Pratikno mengatakan, Pilkada merupakan suatu penjabaran dan pelaksanaan dari otonomi daerah. Kepada peserta Pilkada yang diserahi tanggung jawab nantinya, lanjut Rudi, harus mampu memberi pengabdian yang terbaik.
"Jangan memilih karena dasar agamanya, tapi pilih pemimpin dari kapasitas dan kemampuan," ujarnya.
Wasekjen Walubi Philip K. Widjaja menyampaikan, setiap umat beragama perlu berbuat sesuatu bagi kehidupannya. Jika ada yang dinilai kurang baik, maka orang lain perlu mengoreksi.
"Dalai Lama pernah berkata, manusia perlu berbuat untuk mengoreksinya, bukan hanya berdoa saja," katanya.
Perwakilan Parisada Hindu Dharma Indonesia, Nyoman Udayana Sangging mengimbau agar warga memilih calon kepala daerah yang benar, tidak korupsi, kolusi dan nepotisme, serta punya konsep kesejahteraan.
Ketua Umum Matakin Uung Sendana L Linggaraja mengutarakan bahwa jabatan adalah suatu amanah untuk membina, mengayomi dan mengembangkan potensi daerah.
"Kami mengimbau agar memilih agar memilih berdasarkan
track record, moralitas yang baik sehingga dengan tulus hati membangun daerah menjadi lebih maju," katanya.
(bag)