Adik Freddy Budiman Dituntut Hukuman Mati

Jakarta, CNN Indonesia -- Adik Freddy Budiman, Johny Suhendra, dituntut hukuman mati oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Barat terkait kasus narkotik dengan barang bukti 50 ribu pil ekstasi.

"Jaksa Penuntut Umum menuntut agar menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Johny Suhendra alias Latif dengan pidana mati," kata Jaksa Penuntut Umum Amril Abdi dalam sidang tuntutan terhadap terdakwa Johny, Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Jakarta, hari ini, Kamis (10/12).

Johny Suhendra didakwa dengan Pasal 114 ayat 2 juncto pasal 132 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Pilihan Redaksi Hukuman Mati Freddy, MA Percepat Salinan Kasasi Freddy Budiman Tak Masuk Eksekusi Mati Gelombang Dua Eksekusi Mati Buat Freddy Tak Bisa Dipercepat Negara Tembak Mati 79 Terpidana Sejak 1979

Amril mengatakan, Johny berperan sebagai perantara seperti mengirim barang dari anak buah Freddy ke Freddy yang berada di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Nusakambangan.

Menurut Amril, hal yang memberatkan yakni perbuatan Johny tidak sesuai dengan program pemerintah dalam rangka memberantas peredaran narkoba dan merusak generasi muda.

Selain itu, barang bukti ditemukan dalam jumlah besar. Jaksa Penuntut Umum juga tidak menemukan alasan lain untuk mengurangi tuntutan terhadap terdakwa.

Kuasa hukum Johny, Zamhar mengatakan, Johny sering diminta tolong oleh Freddy seperti mengambil barang dari anak buah Freddy. Namun Zamhar mengklaim bahwa Johny tidak mengetahui isi barang yang diambil dan dibawanya ke LP Nusakambangan.

Zamhar menjelaskan, kliennya tidak berprasangka buruk terhadap abangnya. Johny hanya mengikuti permintaan Freddy sebagaimana membantu sebagai saudara.

"Latif ini ditelpon ambil barang atas perintah Freddy. Setiap Freddy minta tolong dia (Freddy) bilang bukan narkotik tapi makanan," ujarnya seperti dilansir Antara.

Untuk itu, tim kuasa hukum Johny meminta waktu satu minggu untuk membuat pembelaan. Atas permintaan itu, majelis hakim menyetujui untuk memberikan waktu selama sepekan bagi kuasa hukum Johny untuk menyiapkan pledoi.

"Persidangan perkara saudara terdakwa (Johny) ditunda Kamis (17/12)," kata Hakim Ketua Khairul Fuad. (rdk)