Jakarta, CNN Indonesia -- Masa bakti memimpin DPR selama lebih dari satu tahun mungkin bukan waktu yang cukup bagi Setya Novanto untuk mengukir prestasi monumental di parlemen. Bagaimanapun, publik tak bisa menampik bahwa Novanto telah meninggalkan jejak kinerja, apapun bentuknya, selama dia menjabat Ketua DPR.
Prestasi ataupun kinerja Novanto selama memimpin DPR setidaknya mendapat penilaian dari para anggota dewan masa periode 2014-2019 yang sempat bekerja di bawah kepemimpinan politikus Partai Golkar itu.
Meski demikian, tak sedikit legislator di parlemen mengaku kebingungan saat ditanya mengenai prestasi apa yang pernah diukir Novanto di DPR. Mereka hanya punya kesan dan sedikit catatan terhadap kinerja Novanto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kegaduhan, Donald Trump, dan karpet merah," ujar juru bicara Demokrat Ruhut Sitompul secara gamblang dan spontan.
Ruhut mengaku bingung untuk menjawab prestasi positif dari Novanto. "Aku enggak tahu. Mungkin dia pernah ganti pelat nomor ya," kata Ruhut.
Kolega Ruhut di Demokrat, Syarif Hasan, menyatakan masa bakti satu tahun terlalu singkat untuk memberikan penilaian terhadap Novanto. Syarif hanya mengatakan bahwa Novanto secara personal adalah orang baik.
"Satu tahun terlalu singkat," kata Syarif.
Lain lagi dengan Dadang Rusdiana. Sekretaris Fraksi Hanura itu mengacungi jempol Novanto untuk urusan lobi. Menurut Dadang, Novanto memang terlahir sebagai pelobi ulung, terutama ketika berhadapan dengan kalangan eksekutif.
"Tapi ya begitu, gara-gara lobi juga dia jadi jatuh," kata Dadang.
Dadang menyatakan pengelolaan manajemen parlemen di bawah kepemimpinan Novanto terbilang buruk. Hal itu terlihat terutama dalam urusan manajemen agenda masa sidang yang kerap berbenturan dengan agenda lain di luar kepentingan urusan parlemen.
Buruknya pengelolaan manajemen tersebut diamini oleh politikus PDI Perjuangan Adian Napitulu. Mantan aktivis yang kerap melontarkan kritik pedas itu bahkan mengaku bingung harus menjawab apa ketika ditanyai soal penilaiannya terhadap kinerja Novanto.
Adian hanya bisa menegaskan bahwa urusan legislasi, pengawasan, dan anggaran DPR di bawah kepemimpinan Novanto sangat minim. Dia bahkan harus mengambil jeda berpikir selama hampir lima detik untuk mencari padanan kata yang merepresentasikan ukiran prestasi Novanto di parlemen.
"Tidak ada prestasinya," kata Adian memecah kebuntuan kalimatnya.
(rdk)