Kaya Sumber Daya, Indonesia Darurat Ancaman Perang Proxy

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Minggu, 20 Des 2015 19:05 WIB
RI menjadi lahan konflik kepentingan negara-negara asing yang ingin memperkaya diri. Di masa depan, konflik diprediksi bergeser dari Timur Tengah ke ekuator.
Indonesia menjadi lahan konflik kepentingan negara-negara asing yang ingin memperkaya diri. (ANTARA/Ampelsa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Memproklamasikan diri sebagai negara merdeka sama sekali bukan jaminan Indonesia bakal lepas dari rongrongan negara asing. Tak sedikit pihak yang menilai Indonesia kini berada dalam kondisi darurat ancaman proxy war. Kecemasan serupa telah dikemukakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

"Perang proxy memanfaatkan perselisihan eksternal atau pihak ketiga untuk menyerang kepentingan atau kepemilikan teritorial lawannya," ujar pengamat militer dari Unuversitas Pertahanan Yono Reksodiprojo dalam diskusi di bilangan Kuningan, Jakarta, Minggu (20/12).

Proxy war adalah istilah yang merujuk pada konflik di antara dua negara, di mana negara tersebut tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan karena melibatkan proxy alias wakil atau kaki-tangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perang proxy, menurut Yono, merupakan bagian dari modus perang asimetrik. Berbeda dengan jenis perang konvensional, perang asimetrik bersifat irregular dan tak dibatasi oleh besaran kekuatan tempur atau luasan daerah pertempuran.

Motif dari perang proxy saat ini, ujar Yono, menyasar ranah ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Dalam hal ini, Indonesia sebagai negara yang kaya dengan sumber daya alam menjadi lahan konflik kepentingan negara-negara asing yang masih haus memperkaya diri.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sejak jauh hari mengamini perang proxy sebagai ancaman bagi pertahanan Indonesia di masa mendatang. Gatot bahkan sudah menyampaikan hal itu ke publik ketika dia masih mengemban tugas sebagai Kepala Staf Angkatan Darat, Juni lalu.
Menurut Gatot, di masa mendatang bakal terjadi pergeseran peta konflik dunia. Dia memprediksi, seiring dengan habisnya sumber energi fosil, konflik negara-negara akan bergeser dari Timur Tengah menuju kawasan ekuator, dan saat itulah Indonesia bakal menghadapi ancaman peperangan nyata.

Perang proxy sesungguhnya telah dipraktikkan kepada Indonesia sejak zaman penjajahan. Yono memberi contoh bagaimana kala itu Belanda memanfaatkan Tentara Kerajaan Hindia Belanda atau KNIL sebagai proxy mereka.

“Jadi saya kira saat ini bukan lagi saatnya bagi negara untuk menjelaskan 'Apa itu proxy war', melainkan lebih kepada 'Bagaimana cara kita menghadapinya’,” ujar Yono. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER