Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) udara yang jatuh belakangan ini, usianya justru masih muda, jauh dari uzur.
"(Pesawat TNI) yang jatuh malah yang baru-baru. Enggak usah berburuk sangka. Amerika punya 15 alutsista udara baru, crash juga," ujar Luhut di Kantor Kemenkopolhukam, Jumat (12/2).
Pemerintah, menurut mantan Kepala Kantor Staf Presiden itu, perlu meneliti penyebab banyaknya pesawat baru yang celaka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apakah yang jatuh di Malaysia itu karena Tim Aerobatik Indonesia atau alasannya apa? Kemarin Super Tucano jatuh di Malang," kata Luhut.
Pada Maret 2015, dua pesawat Tim Aerobatik Jupiter TNI AU bertabrakan di langit Langkawi, Malaysia, saat gelaran
Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA) Exhibition 2015.
Dua pesawat itu mengepulkan asap hitam dan mengeluarkan api sebelum menukik ke perkebunan dekat Bandara Langkawi.
Kecelakaan terjadi karena sayap kedua pesawat bersenggolan. Keempat pilot yang mengemudikan pesawat berhasil menyelamatkan diri menggunakan kursi pelontar.
Rabu pekan ini, Super Tucano TNI AU buatan Brasil jatuh menimpa rumah warga di Malang. Padahal, kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso, Super Tucano merupakan jenis pesawat
ground attack yang memilki kendali api
sangat bagus.
"Saya tahu
fire control dia bagus, tapi kembali lagi, apapun kalau buatan orang pasti ada kelemahan, enggak bisa aman 100 persen," kata Budi.
Super Tucano yang jatuh itu tergolong alutsista anyar karena baru didatangkan TNI AU pada tahun 2012. Menteri Ryamizard Ryacudu pun menilai pesawat itu terbang dalam kondisi layak.
(agk)