Jakarta, CNN Indonesia -- Buronan yang merupakan terpidana kasus pencucian uang dan narkotik Labora Sitorus saat ini masih dalam perjalanan dari Kota Sorong menuju Jakarta. Selama kabur, Labora berdiam di rumah kosong miliknya, masih di sekitar Kota Sorong.
Kapolres Kota Sorong Ajun Komisaris Besar Karimudin Ritonga mengatakan, Labora menumpang ojek menuju ke Pasar Boswesen, Kota Sorong, pada Kamis (3/3) pukul 18.40 WIT.
“Dari pasar, dia kabur ke rumah kosong yang menurut pengakuan dia adalah rumahnya sendiri. Jadi selama pelarian dia ada di sana,” ujar Karimudin ketika dihubungi CNN Indonesia, Senin (7/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun karena merasa tertekan akibat pemeriksaan intensif yang dilakukan terhadap keluarganya, Labora memutuskan menyerahkan diri. Polres Kota Sorong telah membuat berita acara penyerahan narapidana Labora kepada Kementerian Hukum dan HAM.
“Setelah kami serahkan tadi, tanggung jawab sekarang ada di Kemenkumham,” tuturnya.
Di dalam pesawat, lanjut Karimudin, Labora dijaga 12 personel Markas Komando Brigade Mobil (Brimob). “Pengamanan dari Mako Brimob ada 12 orang, ada juga petugas dari Kantor Wilayah Kemenkumham untuk menjaga Labora,” kata Karimudin.
Labora diketahui melakukan pencucian uang setelah Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencium rekening gendut anggota korps Bhayangkara. Ada sekitar Rp1,2 triliun transaksi dalam rekening milik Labora.
Oleh pengadilan tingkat pertama, Labora dikenai UU Kehutanan karena menimbun kayu gelondongan dan UU Migas karena menimbun 1 juta liter solar. Namun di tingkat kasasi, Mahkamah Agung memvonis Labora 15 tahun, 18 September 2014.
Namun dengan alasan sakit, dia tidak dipenjara melainkan berada di kedimananya di di Kelurahan Tampa Garam, Kota Sorong. Tak sampai 3x24 jam, Labora menyerahkan diri Senin dini hari pukul 03.00 WIT.
(rdk)