Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Mahkamah Partai Golkar Muladi meminta dua pihak berseteru, yakni Aburizal Bakrie dan Agung Laksono tidak lagi bermanuver jelang penyelenggaraan Munas Islah. Hal itu disampaikannya menyikapi kemungkinan berubahnya waktu penyelenggaraan Munas.
Awalnya, rapat harian Partai Golkar hasil Munas Riau memutuskan agar Munas diselenggarakan pada pertengahan April 2016. Hal itu memang belum diputuskan melalui rapat pleno. Karenanya, dia tidak mempermasalahkan apabila nantinya Munas akan diselenggarakan pada Mei 2016.
"Tidak ada masalah. Hanya tergantung bos. Ical dan Agung, sudah jangan berpikir yang aneh-aneh lagi. Manuver-manuver politik sudahi," ujar Muladi di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (8/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia hanya mengingatkan konsistensi Ical dan Agung agar tetap menyelenggarakan Munas dan membentuk kepengurusan baru sebelum Juli 2016. Sebab, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly hanya memperpanjang masa berlaku kepengurusan hasil Munas Riau selama enam bulan sejak 28 Januari lalu.
Sementara, dualisme kepengurusan Partai Golkar telah terjadi sejak 2014 silam. Aburizal Bakrie terpilih menjadi Ketua Umum di Munas Bali. Sementara, Agung Laksono terpilih sebagai Ketua Umum di Munas Ancol. Keduanya mengatakan tidak akan menjadi calon ketua umum di Munas Islah.
"Golkar akan hancur lebur kalau sampai Munas tidak terlaksana," katanya.
Meski terbukanya kemungkinan perubahan waktu penyelenggaraan, Wakil Bendahara Umum Golkar hasil Munas Riau Bambang Soesatyo mengatakan Munas akan tetap dilaksanakan. Pemilihan waktu bulan Mei atau Juni 2016 tersebut merupakan hasil pertemuan terbatas Ical, Agung dan Ketua DPD I.
"Para kader di pusat maupun daerah tidak perlu gamang dan meragukan komitmen Aburizal Bakrie," Bambang Soesatyo.
(bag/bag)