Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan warga ibu kota memadati komplek Planetarium DKI Jakarta yang berada di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (9/3) pagi ini. Mereka memadati kawasan Planetarium untuk menyaksikan fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan terjadi tak lama lagi di Indonesia.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, warga yang hendak menyaksikan GMT telah memadati kawasan Planetarium sejak pukul 04.00 WIB tadi.
Mereka rela datang sejak dini hari ke Planetarium demi menyaksikan fenomena alam yang terjadi puluhan tahun tersebut. Selain itu, warga juga memilih datang sejak awal ke Planetarium agar mendapat jatah kacamata gratis untuk melihat GMT dari pengelola tempat tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ternyata persediaan kacamata gratis untuk melihat GMT yang disediakan pengelola Planetarium telah habis dibagikan sejak setengah jam lalu.
"Mohon maaf bapak, ibu, semua kacamata gratis sudah habis. Nanti bisa menyaksikan gerhana dari lapangan," ujar salah satu pengelola Planetarium Jakarta melalui pengeras suara.
Walaupun persediaan kacamata gratis untuk melihat GMT telah habis, namun warga masih tetap antusias memadati kawasan Planetarium pagi ini. Para warga ibu kota yang berkumpul di Planetarium juga terlihat berasal dari latar belakang usia berbeda-beda. Tak jarang terlihat adanya anak kecil yang turut memadati keramaian di kawasan tersebut.
1.700 KacamataPengelola Planetarium sendiri telah membagikan secara gratis 1.700 kacamata khusus untuk warga Jakarta yang datang di pagi ini.
Kepala Bagian Planetarium Jakarta Eko Wahyu mengatakan, warga setempat sangat antusias menyambut GMT tahun ini. Planetarium sudah dibuka sekitar pukul 4.30 WIB dan akan segera memulai acara nobarnya.
"Kami sediakan 1.700 kacamata khusus dan 8 teleskop yang akan memproyeksikan gambar ke layar yang sengaja kami pasang agar semua penonton di sini bisa menikmati," ucap Eko.
Ia menjelaskan, gambar Matahari yang ditangkap teleskop Planetarium akan langsung disalurkan melalui proyektor dan langsung ditampilkan di layar agar warga bisa bersama-sama menyaksikan GMT.
Diketahui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Planetarium dan Observatorium Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyiapkan 8 teropong. Ada 4 teleskop diletakan di belakang penonton, lalu 4 sisanya di area depan.
Meski Jakarta hanya akan mendapat Gerhana Matahari dengan totalitas 88 persen, namun itu tidak mengurangi semangat warga setempat untuk berbondong-bondong memenuhi area parkir Planetarium sebagai arena nobar mereka hingga sekitar pukul 8 pagi nanti.
Untuk mengamati Gerhana Matahari Total masyarakat memang diimbau untuk tidak melihatnya dengan mata telanjang, melainkan melalui kacamata khusus atau teropong. Salah cara melihat Gerhana Matahari Total bisa memicu kebutaan.
(gen)