Nelayan Pamekasan Akan Saksikan Gerhana di Pulau Kramat

Rosmiyati Dewi Kandi | CNN Indonesia
Selasa, 08 Mar 2016 09:21 WIB
Sejumlah pemerintah daerah menyiapkan fasilitas siaran langsung melalui jaringan internet untuk menyaksikan peristiwa gerhana matahari total.
Ilustrasi. Suasana Jembatan Ampera di Palembang, Senin (7/3). Pemprov Sumsel akan menutup Jembatan Ampera selama 12 jam untuk menyambut gerhana matahari total (GMT) pada 9 maret mendatang. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pamekasan, CNN Indonesia -- Sebagian nelayan di Desa Kaduara Barat, Pamekasan, Jawa Timur, berencana menyaksikan gerhana matahari total (GMT) di Pulau Kramat, sebuah pulau kecil yang terletak di perbatasan perairan Kabupaten Pamekasan dengan Kabupatan Sumenep.

Busadin (45) nelayan di Dusun Tambak, Desa Kaduara Barat, Kecamatan Larangan, Pamekasan, kepada Antara, Selasa (8/3), menuturkan rencana menyaksikan GMT di Pulau Kramat karena ingin menyaksikan secara langsung peristiwa yang jarang terjadi itu.

"Kami penasaran seperti apa gerhana matahari total yang akan terjadi ini, karena beritanya di televisi sangat membuat penasaran," kata Busadin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencananya, sebagian nelayan berangkat dari pantai Kaduara Barat setelah shalat subuh menuju Pulau Kramat. Di pulau itu, mereka akan menunggu prosesi gerhana berlangsung hingga selesai dan melanjutkan melaut.

Ayah satu orang anak ini menjelaskan, di desanya memang tidak semua nelayan ikut menyaksikan gerhana matahari total. Bahkan ada di antara mereka yang memilih hanya berdiam diri di rumah.

"Hanya yang muda-muda yang ingin menyaksikan secara langsung. Kalangan tua ada yang mempercayai bahwa gerhana matahari bisa membuat orang buta, dan harus berdiam diri di dalam rumah," ujar Busadin.

Pulau Kramat masuk perbatasan dengan Kabupaten Sumenep dan lokasinya tidak jauh dari Pulau Gilingan, Desa Gili Raja, Kecamatan Bluto, Sumenep. Perjalanan ke pulau ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam 30 menit dengan menggunakan perahu mesin.

GMT merupakan sebuah fenomena langka yang tidak hanya ditunggu-tunggu para ilmuwan, tetapi juga masyarakat di seluruh dunia. Menurut Dosen Ilmu Falak Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan Achmad Mulyadi, fenomena ini tidak terjadi setahun sekali, tapi belasan atau bahkan ratusan tahun lagi baru akan terlihat.

Sehingga tak heran jika banyak orang yang kini bersiap-siap menyambut datangnya gerhana yang akan terlihat pada 9 Maret 2016. Durasi GMT di Indonesia berkisar antara 1,5 hingga 3 menit.

Secara astronomis, totalitas gerhana terlama terjadi di satu titik di atas Samudra Pasifik di utara Papua Nugini selama 4 menit 9 detik.

“Peristiwa ini menjadi lebih istimewa karena gerhana matahari yang akan datang bersamaan dengan perayaan hari raya Nyepi," katanya.

Indonesia menjadi satu-satunya wilayah daratan yang dilalui oleh GMT 2016.

Salat Gerhana

Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) memusatkan pelaksanaan sholat gerhana di Masjid Raya Sumbar pada 9 Maret 2016 pukul 06.30 WIB hingga 08.00 WIB. Rencana awal, pelaksanaan dilakukan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol, Padang, sebelum dipindah ke ke Masjid Raya.

"Kami gabung dengan Pemerintah Kota Padang," kata Kepala Bagian Agama Biro Bina Sosial Sekretariat Provinsi Sumbar, Jumaidi di Padang, Selasa (8/3), dikutip dari Antara.

Pemprov Sumbar mengimbau masyarakat untuk ikut melaksanakan sholat gerhana.

"Gerhana merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah. Nabi Muhammad menyunahkan untuk melaksanakan sholat sunat saat peristiwa itu terjadi," ujarnya.

Sementara Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang Rahmat Triyono menyampaikan, telah menyiapkan fasilitas siaran langsung melalui jaringan internet peristiwa gerhana matahari.

"Masyarakat dapat mengamati detik-detik terjadinya gerhana matahari mulai pukul 6.30 WIB dengan mengakses situs https://media.bmkg.go.id/gmt," ujarnya.

Menurut Rahmat, fasilitas siaran langsung disediakan agar masyarakat dapat melihat proses gerhana tanpa harus melihat langsung ke arah matahari dengan paparan intens.

Data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), 11 Provinsi di Indonesia akan mengalami Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret 2016, dan menjadi tempat terbaik di dunia untuk memantau fenomena alam tersebut.

Jalur GMT 2016 itu akan bermula di Palembang (Sumatera Selatan), Bangka Belitung, Sampit dan Palangkaraya (Kalimantan Tengah), Balikpapan (Kalimantan Timur), Palu, Poso, Luwuk (Sulawesi Tengah), Ternate dan Halmahera (Maluku Utara), Sulawesi Barat, Bengkulu, Jambi, dan Kalimantan Barat.

Sedangkan mereka yang berada di Kota Padang (Sumatra Barat), Jakarta, Bandung, Surabaya, Pontianak, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Kupang, Manado, dan Ambon akan bisa menikmati fenomena gerhana matahari sebagian. (rdk/rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER