Peluang Airlangga Jadi Ketum Golkar Besar Jika Tak Dipelintir

Basuki Rahmat N | CNN Indonesia
Sabtu, 12 Mar 2016 15:00 WIB
Partai Golkar dituntut menjadikan munas nanti sebagai momentum perubahan untuk mengangkat citra dan mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Airlangga Hartarto (kedua kanan bawah) saat menyampaikan pengunduran dirinya dari bursa Caketum Golkar dalam Musyawarah Nasional IX di Nusa Dua, Bali, Senin (1/12). Airlangga menarik diri dari bursa pemilihan ketua umum Partai Golkar karena kecewa dengan tata tertib yang ia nilai tak demokratis. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu calon ketua umum Partai Golkar Airlangga Hartarto diyakini memiliki peluang yang besar untuk menjadi ketua umum dalam ajang musyawarah nasional Partai Golkar yang sedianya digelar pada Mei mendatang.

Optimisme tersebut disampaikan tim sukses Airlangga dengan catatan pergelaran Munas Partai Golkar berlangsung secara bersih dan demokratis. “Kalau aturan mainnya dalam munas nanti tidak dipelintir-pelintir lagi seperti di munas Bali lalu maka peluang menjadi ketum itu besar ada di Airlangga,” ujar Ketua tim sukses calon Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Melchias Marcus Mekeng kepada CNN Indonesia, Kamis (10/3).

Menurut Melchias, dengan Airlangga sudah mengantongi modal politik yang bagus di antaranya dukungan yang besar dari senior-senior hingga sesepuh dan pini sepuh Partai Golkar maka berpotensi menjadi pucuk pimpinan partai berlambang beringin ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditambah lagi, kata Melchias, sosok Airlangga dianggap bisa mewakili aspirasi kaum muda Golkar yang selama ini menginginkan posisi ketua umum dijabat oleh kalangan generasi muda. “Usia Pak Airlangga tahun ini baru 54 tahun,” ucap mantan Wakil Bendahara Umum Partai Golkar itu.

Dia menyoroti pentingnya Partai Golkar menjadikan munas nanti sebagai momentum perubahan untuk mengangkat citra dan mengembalikan kepercayaan masyarakat. “Golkar ini kalau tidak diperbaiki akan ditinggal oleh pemilih karena pemilih sekarang banyak anak-anak muda,” tutur Melchias yang saat munas di Bali sudah menjadi tim sukses Airlangga.

Melchias mengkhawatirkan kemungkinan generasi muda masa kini tidak terlalu mengenal Partai Golkar karena banyaknya bermunculan partai politik baru sejak Era Reformasi. “Golkar mungkin dianggap partainya orang tua,” ucapnya.

Anggota Komisi XI DPR itu menyatakan bahwa kalau partainya orang tua ini tidak mengikuti perkembangan zaman pasti akan ditinggal oleh pemilih muda. “Jadi munas nanti momentum buat Golkar untuk memperbaiki diri dengan memilih ketua umum yang tepat,” kata anggota DPR tiga periode ini.

Melchias juga kembali mengingatkan kemungkinan adanya calon ketua umum lain yang menggunakan politik uang agar diwaspadai. “Tentunya calon ketua umum yang mengeluarkan uang dalam jumlah besar mempunyai tujuan tertentu, membeli suara, mengharapkan sesuatu,” katanya.


Hal tersebut dia kembalikan kepada seluruh peserta munas nanti untuk menggunakan pikiran secara jernih dan memakai hati nurani. “Itu semua kembali ke nurani. Nah sekarang tinggal yang menerima duit itu sanggup atau tidak terhadap tuntutan yang akan diminta oleh orang yang memberi duit itu, dengan segala macam risiko,” tuturnya.

Melchias melanjutkan bahwa kalau orang yang tidak terikat dengan pemberian uang maka orang tersebut tidak ada beban untuk melakukan sesuatu yang di luar kewajaran. Menurut dia, calon ketua umum yang disokong-sokong melalui uang mestinya lebih berhati-hati karena zaman sekarang penegakan hukumnya termasuk keras.

“KPK kan keras. Risiko itu kan (politik uang) ada di depan mata. Nah sekarang tinggal mau merisikokan itu atau tidak. Jadi kembali kepada manusianya. Kalau sudah soal main uang tentu ada konsekuensinya,” ujarnya.


Dia menambahkan adanya niat pembaruan dari para kader Partai Golkar harus benar-benar diperhatikan dan tidak dirusak dengan politik uang atau penonjolan kemewahan dari calon ketua umum. Tim sukses Airlangga selama ini kalau kunjungan ke daerah-daerah tidak pernah memakai jet pribadi.


“Kami selalu pakai pesawat komersial saja. Pak Airlangga kan pengusaha besar juga, dia kalau mau juga bisa sewa private jet, tapi dia tidak mau bermewah-mewahan,” kata Melchias yang mempertanyakan calon ketua umum lain yang memakai private jet income-nya dari mana. “Harus jelas dong. Tidak punya perusahaan tapi kok bisa sewa-sewa private jet.” (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER