Jakarta, CNN Indonesia -- TNI Angkatan Laut mempersilakan keluarga korban kebakaran di ruang hiperbarik di Rumah Sakit Mintohardjo mengajukan tuntutan atas insiden itu.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Zainudin, mengatakan pihaknya tidak akan menghalangi langkah hukum yang akan diupayakan keluarga korban.
"Kalau mereka akan menuntut melalui jalur hukum, itu memang hak keluarga korban. Kami tidak bisa menghalang-halangi," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (15/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Zainudin berharap insiden kebakaran tersebut selesai dengan pendekatan kekeluargaan.
Hingga berita ini diturunkan, investigasi terhadap kebakaran di ruang hiperbarik di RS Mintohardjo belum selesai dilakukan. Zainudin berkata, investigasi itu perlu digelar untuk mencari penyebab terbakarnya tabung chamber.
Niat melayangkan tuntutan kepada manajemen RS Mintohardjo disampaikan oleh keluarga mantan Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal (Purn) Abubakar Nataprawira.
Istri Abubakar, Tri Murti, mengatakan keluarganya akan melayangkan tuntutan setelah suasana berkabung berakhir. Tri berharap, tidak akan ada lagi korban atas kejadian serupa yang menimpa Abubakar di masa mendatang.
"Saya berharap kejadian ini tidak terulang, dan kemungkinan keluarga besar saya akan menuntut setelah situasi berkabung," ujar Tri.
Abubakar merupakan satu dari empat korban peristiwa kebakaran di RSAL Mintohardjo kemarin. Selain Abubakar, ketiga korban lain adalah Edi Suwardi Suryaningrat, Dimas Qadar Radityo, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah sekaligus Ketua PGRI, Sulistyo.
Saat kebakaran terjadi kemarin, keempat korban diketahui sedang berada di dalam ruang hiperbarik. Mereka berada di sana untuk menjalani terapi dan pengobatan menggunakan tabung oksigen bertekanan tinggi.
Menurut kakak kandung Abubakar, Cecep Jumara, saat kejadian kemarin adiknya sempat melambaikan tangan dan meminta tolong. Namun api terlalu cepat menyambar ruangan bertekanan tinggi itu sehingga ia tak bisa diselamatkan.
"Dokter dan petugas yang dimintai tolong juga tak bisa berbuat banyak," kata Cecep.
(abm)