Adhyaksa: Elektabilitas Rendah, Ahok Jangan Sombong Dulu

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Sabtu, 26 Mar 2016 09:36 WIB
Menurut data yang dikutip Adhyaksa Dault, popularitas Ahok memang 100 persen, tapi elektabilitasnya hanya 43 persen.
Menurut data yang dikutip Adhyaksa Dault, popularitas Ahok memang 100 persen, tapi elektabilitasnya hanya 43 persen. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Adhyaksa Dault meminta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok jangan terlalu yakin bisa terpilih kembali menjadi gubernur. Pasalnya, berdasarkan data, elektabilitas Ahok berbanding terbalik dengan popularitasnya saat ini.

"Orang Jakarta tahu siapa Gubernurnya, Ahok. Tapi jika disuruh memilih, dia bisa saja memilih Adhyaksa," ujarnya dalam sebuah diskusi di Kantor Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Jakarta, kemarin.
Adhyaksa menuturkan, berdasarkan data hasil survei yang dilakukan oleh Centre for Strategic and International Studies, Populi Center, dan Cyrus Network, popularitas Ahok mencapai 100 persen. Namun, dalam survey tersebut, elektabilitasnya hanya mencapai 43 persen.

Adhyaksa membandingkan Ahok dengan Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini yang elektabilitas dengan popularitasnya sama-sama tinggi. Sehingga, warga Surabaya bisa dipastikan memilih Risma jika kembali mencalonkan diri sebagai Wali Kota Surabaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ibu Risma popularitasnya 100 persen. Tapi elektabilitasnya 80 persen. Jadi mereka kalau ditanya Wali Kota Surabaya tahu? Tahu. Nanti siapa Wali Kota yang kalian pilih? Risma," ujarnya.

Oleh karena itu, Adhyaksa meminta seluruh warga DKI yang tidak mendukung Ahok untuk bersatu mendukungnya. Ia yakin, jika mereka bersatu, dirinya bisa menggantikan memenangkan Pemilihan Gubernur yang akan digelar pada tahun 2017 mendatang.
"Ada 57 persen undecided voters. Kalau mereka bisa gabung, bisa kalah ini (Ahok). Jadi jangan sombong dulu. Jangan jumawa. Jangan mengatakan dia menang dulu," ujarnya

Adhyaksa menyatakan pada awal bulan April mendatang dirinya akan mendeklarasikan diri sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta melalui jalur independen.

Keberanian untuk maju lewat jalur independen dilakukan juga atas dasar bekal pengalaman dirinya sebagai menteri dan memimpin beberapa organisasi.

Seratus ribu KTP

Hingga kini, ia mengklaim, sudah hampir seratus ribu kartu tanda penduduk DKI yang telah dikantonginya.

"Sampai hari ini di posko kami walaupun tidak di mal-mal, tapi posko itu berjalan terus dan sudah sampai 90 sampai 100 ribu KTP," ujarnya.
Adhyaksa mengaku mendapatkan dukungan dari para tokoh Islam, di antaranya Yusuf Mansyur, Bachtiar Nasir, Marwah Daud Ibrahim, dan Kyai Haji Wahfiudin. Raja dangdut Rhoma Irama juga mengiringi langkah Adhyaksa maju ke kursi nomor satu Jakarta.

Dia mengatakan, alasan dirinya mencalonkan diri sebagai Gubernur adalah karena ingin mengembalikan tagline Jakarta sebagai kota "Teguh Beriman". Ia menegaskan, semasa kepemimpinan Ahok, tagline tersebut sama sekali tidak dirasakan olehnya.

"Jakarta ini tagline-nya Teguh Beriman. Maka harus dikembalikan. Bagaimana kita bisa Teguh Beriman kalau kebijakan seorang Gubernur (Ahok) misalnya ada perbedaan-perbedaan prinsip," ujarnya.
Namun, meski menyebut Ahok gagal membuat Jakarta sebagai kota teguh beriman, ia mengaku akan tetap melanjutkan beberapa program yang telah oleh Ahok dan dinilainya baik bagi Jakarta, seperti e-Budgeting dan proyek good governance.

"Tapi saya pikir ada dua yang ditinggalkan (Ahok), yaitu human capital, mengkapitalisasi kemampuan karyawan, tidak main pecat saja. Yang kedua komunikasi internal dan eksternal. Ini akan saya lengkapi nantinya. Kalau saya terpilih atas takdir Allah," ujar Adhyaksa. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER