Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertahanan menjadi tuan rumah bagi petinggi kampus dari 68 perguruan tinggi negeri dan 15 perguruan tinggi swasta, serta lima pejabat tinggi kementerian dan lembaga yang menghadiri ‘kampanye’ bela negara yang digelar di kantor kementerian itu.
Seminar bertajuk ‘Implementasi Revolusi Mental Melalui Pemahaman Nilai-Nilai Bela Negara di Perguruan Tinggi untuk Mewujudkan Kader Intelektual Bela Negara’ itu dilangsungkan oleh Universitas Pertahanan Indonesia dengan Menteri Pertahanan Ryamzizard Ryacudu sebagai keynote speaker.
"Perguruan tinggi adalah sentra keunggulan sehingga mahasiswa harus jadi
role model bela negara," kata Ryamizard di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (29/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab perguruan tinggi merupakan sentra lembaga pendidikan yang mengawal kelangsungan pembangunan bangsa, Ryamizard berharap pendidikan tinggi dapat menciptakan tokoh panutan bela negara yang tanggap atas perubahan zaman.
"Tema ini relevan dihadapkan pada kondisi dan tantangan bangsa, untuk menciptakan cendekiawan di perguruan tinggi," ujar Ryamizard.
Tantangan global saat ini berubah menjadi ancaman bagi negara, baik fisik maupun nonfisik. Meski ancaman fisik berupa perang terbuka belum ada, Ryamizard mengatakan ancaman nonfisik sudah terjadi, antara lain terorisme dan radikalisme, separatisme, pemberontakan bersenjata, bencana alam, pelanggaran perbatasan, penyalahgunaan narkoba, dan perang cyber intelijen.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Pertahanan Letjen I Wayan Midhio mengatakan kondisi global telah menciptakan kompleksitas ancaman yang berimplikasi pada kondisi negara. Oleh karena itu diperlukan penguatan nilai-nilai bela negara, salah satunya melalui pendidikan kewarganegaraan di lingkungan perguruan tinggi.
Seminar bela negara ini, kata Modhio, diadakan untuk menyamakan visi kalangan akademisi dan pejabat pemangku kepentingan tentang perspektif kurikulum pertahanan dan bela negara.
Melalui seminar ini, Midhio berharap dapat memperdalam kajian pertahanan dan bela negara di perguruan tinggi untuk menghasilkan kader intelektual bela negara demi mewujudkan sistem pertahanan negara yang kuat dan tangguh dalam mendukung tercapainya tujuan nasional menuju cita-cita bangsa Indonesia.
Seminar digelar dalam bentuk diskusi dan tanya jawab dengan menghadirkan tiga narasumber yaitu Menristek dan Dikti Mohammad Natsir, perwakilan Kementerian Agama dan Lembaga Pertahanan Nasional.
(agk)