Disandera Abu Sayyaf, Alvian Baru Diangkat Jadi Perwira Kapal

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Selasa, 29 Mar 2016 17:56 WIB
Alvian baru diangkat jadi Mualim 1 dan dikaruniai anak kedua. Warga di lingkungan tempat tinggalnya mendoakan dia kembali dengan selamat.
Kapal Brahma 12 asal Indonesia yang dibajak kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. Awaknya kemudian disandera. (Facebook/Peter Tonsen Barahama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu anak buah kapal Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina, Alvian Elvis Peti, baru saja diangkat menjadi Perwira Kapal atau Mualim 1 di tempatnya bekerja.

"Dia baru saja diangkat sebagai Mualim 1, pas di bawah Kapten kapal," ujar Handri Suwan, Ketua RT di lingkungan tempat tinggal Alvian, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Handri yang juga bekerja di sebuah perusahaan pelayaran menuturkan, komunikasi terakhirnya dengan Alvian ialah tiga bulan lalu. Kala itu Alvian mengatakan hendak kembali berlayar ke Kalimantan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alvian berasal dari Sulawesi Utara, namun tinggal di Jakarta sudah 10 tahun lebih sejak sebelum menikah. Di Jakarta, Alvian tinggal bersama bibi dan beberapa saudaranya.
Handri kaget saat tahu Alvian disandera kelompok militan. Keluarga Alvian, ujarnya, saat ini jadi menutup diri.

Menurut  Handri, sejak penyanderaan terjadi, belum ada Kepolisian atau pemerintah yang mendatangi kediaman Alvian.

"Istrinya sejak kemarin juga belum bicara apa-apa ke saya," ujar Handri.

Tetangga lainnya, Wati, prihatin atas musibah yang menimpa Alvian. Ia melihat Alvian sebagai sosok yang baik hati.

Wati makin sedih karena Alvian baru saja dikaruniai anak kedua. Ia berharap Alvian bisa kembali dalam keadaan sehat.

Rumah Alvian sendiri terlihat tertutup rapat. Salah satu penjaga rumah, Dedi, menyampaikan bahwa istri Alvin sedang pergi.
Kementerian Luar Negeri RI menyatakan ada dua kapal yang dibajak kelompok Abu Sayyaf, yakni Brahma 12 dan Anand 12 yang membawa 7 ribu ton batu bara. Brahma 12 sudah dilepas dan kini berada di tangan otoritas Filipina, namun Anand 12 dan sepuluh awaknya masih disandera.

Wakil Komandan Pasukan Khusus Zambasulta, Mayor Jenderal Demy Tejares, seperti dikutip dari Inquirer, mengatakan Brahma 12 itu berlayar dekat Pulau Tambulian saat dua bersaudara anggota Abu Sayyaf, Nickson dan Brown Muktadil, naik ke kapal tersebut.

Nickson dan Brown Muktadil merupakan anggota brigade Abu Sayyaf pimpinan Alhabsy Misaya. Mereka kemudian menodongkan senjata kepada para ABK.

Kelompok Abu Sayyaf yang berbaiat kepada ISIS kerap melakukan penculikan, pengeboman, dan pembunuhan di wilayah selatan Filipina.

Kelompok itu meminta tebusan sekitar Rp15 miliar sebagai kompensasi pembebasan para anak buah kapal. Namun pemerintah RI keberatan memenuhi tuntutan itu. Saat ini pemilik kapal dan para penyandera masih berunding. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER