TNI Siap Kirim Pasukan Bebaskan ABK yang Disandera Abu Sayyaf

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Selasa, 29 Mar 2016 14:57 WIB
Pengiriman pasukan dari Indonesia menunggu aba-aba pemerintah Filipina, sebab lokasi penyanderaan ada di Filipina. Kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan.
Pengiriman pasukan dari Indonesia menunggu aba-aba pemerintah Filipina, sebab lokasi penyanderaan ada di Filipina. (Facebook/Peter Tonsen Barahama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Ryamizard Ryacudu, menyatakan Tentara Nasional Indonesia siap membebaskan 10 awak kapal yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. Meski demikian, pengiriman pasukan dari Indonesia menunggu aba-aba pemerintah Filipina.

"Tentara sudah siap semua, tinggal tergantung sana. Kita jangan mengganggu rumah orang. Kalau dia (Filipina) bilang siap (membebaskan sendiri), kita nonton saja. Tapi kalau dia minta bantuan untuk menangani, kita masuk,” kata Ryamizard di Kompleks Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Selasa (29/3).

Ryamizard mengatakan telah berulang kali mengusulkan patroli bersama antara Filipina dan Indonesia untuk menghindari aksi penyanderaan seperti yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Menhan, koordinasi antara pemerintah Indonesia dan Filipina tidak berjalan baik. Para perompak, menurutnya, pun memanfaatkan ketegangan konflik di Laut China Selatan.

"Sejak dulu sudah saya sampaikan, buka komunikasi. Sudah ada komunikasi, termasuk patroli perdamaian. Bisa juga patroli bersama. Kalau ada patroli bersama, enggak ada tuh perompak-perompak itu, maling ikan. Dia mengambil kesempatan," kata Ryamizard.

Sejauh ini patroli bersama telah dilakukan oleh beberapa negara seperti Malaysia-China dan Jepang-Amerika Serikat. Namun antara Indonesia dan Filipina belum melakukannya.
Sementara Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan di tengah lawatannya ke Papua mengatakan sudah mendengar kabar permintaan tebusan dari Abu Sayyaf.

“Saya dengar begitu, (jumlah yang diminta) lebih mahal dari harga batu bara,” ujar Luhut.

Kementerian Luar Negeri RI mengatakan ada dua kapal yang dibajak Abu Sayyaf, yakni Brahma 12 dan Anand 12 yang membawa 7 ribu ton batubara. Kapal bertolak dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menuju Filipina pada 15 Maret.

Kelompok Abu Sayyaf, menurut Kemlu, telah menyampaikan tuntutan sejumlah uang tebusan. Sejak tanggal 26 Maret, pembajak sudah dua kali menghubungi pemilik kapal.
Penculikan 10 ABK Indonesia oleh kelompok Abu Sayyaf dibenarkan oleh pejabat militer Filipina. Menurut Wakil Komandan Pasukan Khusus Zambasulta, Mayor Jenderal Demy Tejares yang mengutip laporan intelijen militer Filipina, Kapal Brahma 12 dibajak di perairan Sulu.

Tejares seperti dikutip dari Inquirer, mengatakan Brahma 12 itu berlayar dekat Pulau Tambulian saat dua bersaudara anggota Abu Sayyaf, Nickson dan Brown Muktadil, naik ke kapal tersebut. Mereka merupakan anggota brigade Abu Sayyaf pimpinan Alhabsy Misaya.

Nickson dan Brown Muktadil lalu menodongkan senjata, membuat para ABK tak berkutik.

Kelompok Abu Sayyaf yang berbaiat kepada ISIS di Suriah dan Irak kerap melakukan penculikan, pengeboman dan pembunuhan di wilayah selatan Filipina. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER