Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menilai warga Jakarta semakin melirik orang ketimbang partai politik untuk menentukan pilihannya dalam gelaran Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 mendatang. Pernyataan Ahok merespons survei lembaga riset Charta Politica yang menyebutkan 44,5 persen dari 400 responden memilih dirinya.
"Karena memang bukan pilih partai di Indonesia karena orang semua punya kepentingan. Orang kan juga makin pintar milih orangnya," kata Ahok di Kantor Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (31/3).
Lebih jauh, dari 400 orang yang disurvei itu, PDIP meraup elektabilitas 19,3 persen. Namun dari total pendukung PDIP, 67,5 persen justru mendukung Ahok sebagai gubernur. Sementara itu, Gerindra mendapat dukungan dari 13 persen dari total 400 responden di mana 51,9 persen dari total tersebut kembali menginginkan Ahok menduduki kursi DKI-1.
Survei tersebut meyakinkan Ahok bahwa para pemilih dalam Pilkada DKI Jakarta lebih menimbang rekam jejak sang tokoh calon dari pada kendaraan politiknya. Ahok menambahkan, dirinya juga semakin yakin bahwa pamor calon gubernur lah yang mendongkrak partai politik alih-alih sebaliknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada gelaran pemilihan tahun depan, Ahok memilih menggunakan jalur indepen tanpa menggunakan partai. Ia memilih berjuang bersama gerakan Teman Ahok. Meski demikian, ia tak menutup mata jika ada partai yang mendukungnya seperti Partai NasDem dan Partai Hanura.
"Kami sudah buktikan kalau Pilkada 2012 pemilih PDI P dan Gerindra kan kecil sekali. Pak Foke (Fauzi Bowo) menggabungkan semua partai toh kalah juga. Jadi ini bukan soal parpol," katanya.
Pada Pilkada 2012, Ahok yang mendampingi Joko Widodo (Jokowi) memenangkan suara. Keduanya masing-masing dicalonkan oleh PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Jokowi dan Ahok berhasil mengalahkan pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi yang diusung oleh enam partai yakni Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Golkar.
(pit)