Menteri Yuddy Kaget Ada Surat Permohonan Fasilitasi ke Sydney

Resty Armenia, Rosmiyati Dewi Kandi | CNN Indonesia
Kamis, 31 Mar 2016 20:47 WIB
Yuddy membantah telah menginstruksikan permohonan fasilitasi untuk koleganya, Wahyu Dewanto, dalam kunjungan ke Sydney beserta lima anggota keluarganya.
Menteri Yuddy membantah telah menginstruksikan permohonan fasilitasi untuk koleganya, Wahyu Dewanto, dalam kunjungan ke Sydney beserta lima anggota keluarganya. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi membantah telah menginstruksikan permohonan fasilitasi untuk koleganya, Wahyu Dewanto, dalam kunjungan ke Sydney, Australia, beserta lima anggota keluarganya.

Kepala Biro Hukum Komunikasi dan Informasi Publik KemenPAN-RB, Herman Suryatman, menyatakan Menteri Yuddy terkejut mengetahui adanya surat permohonan fasilitasi untuk koleganya kepada Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Sydney.

"Menteri tidak pernah tahu ada surat. Tidak pernah mengarahkan," ujar Herman dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Kamis (31/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Herman mengatakan KemenPAN-RB saat ini berupaya mendalami sebab kemunculan surat permohonan fasilitasi ini. "Sekarang sedang didalami kenapa ada surat muncul dengan redaksi macam itu. (Menteri) tidak pernah instruksikan apapun, jadi dia juga kaget," kata Herman.

Herman pun mengaku kebingungan bagaimana perbincangannya dengan Yuddy dan pejabat kementerian lainnya melalui grup pesan singkat bisa tersebar di kalangan wartawan.

"Saya juga masih bingung, kok bisa pembicaraan saya di grup dengan Pak Menteri bocor," ujarnya.

Dalam pesan yang tersebar itu, Yuddy meminta jajarannya untuk memberitahu publik bahwa dirinya tidak pernah tahu soal adanya surat tersebut dan tidak pernah memerintahkan pemberian bantuan fasilitas seperti yang disebutkan dalam surat tersebut.

"Saya sedang menginvestigasi atas informasi atau arahan siapa surat itu dibuat," kata Yuddy dalam pesan itu.

Yuddy, dalam pesan itu, menyebut bahwa Wahyu Dewanto adalah Anggota DPRD DKI Fraksi Hanura dan membenarkan bahwa Wahyu adalah kolega atau temannya. "Namun tidak serta-merta dapat fasilitas jabatan seperti yang disebutkan surat tersebut untuk urusan pribadi," ujarnya.

Yuddy juga memerintahkan jajarannya untuk mengusut siapa pihak yang membocorkan surat tersebut. "Ke dalam, usut siapa yang membocorkan. Maksud Pak Sesmen baik, hanya tidak seharusnya dengan surat. Juga tidak harus dengan fasilitas seperti itu. Cukup dijemput dan diantar ke tempatnya saja, sebagaimana lazimnya protokoler tamu umumnya," katanya.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Armanatha Nasir menyatakan perwakilan KJRI di manapun sudah memiliki prosedur tetap (protap) yang baku terkait pengaturan dan fasilitasi bagi delegasi atau tamu dinas.

"Selama kunjungan itu resmi atau dinas, dan ada instruksi, Kemlu akan dilaksanakan sesuai protap. Dalam hal (surat permohonan fasilitasi kolega Yuddy) ini, tidak ada instruksi dari Kemlu," ujarnya dalam pesan singkat.

Hal senada diutarakan Konsul Jenderal RI di Sydney Yayan Mulyana kepada CNNIndonesia.com. Ia menyebutkan, selama di Sydney, Wahyu telah mengatur sendiri akomodasi dan program kunjungannya. Menurutnya, KJRI Sydney, sebagai salah satu perwakilan RI di luar negeri, telah memiliki protap dalam memberikan pelayanan kepada tamu serta WNI yang memerlukan bantuan.

Protap pelayanan tamu, kata Yayan, mencakup bantuan keprotokolan, seperti fasilitasi di bandara. Ia mengatakan, bantuan keprotokolan ini dilakukan sesuai azas kepatutan serta memperhatikan ketentuan yang berlaku di negara setempat.

"Protap pelayanan WNI yang memerlukan bantuan dan dalam kesulitan dilakukan dengan prinsip keberpihakan. Pelayanan dan perlindungan terhadap WNI dilakukan sesuai dengan azas urgensi demi keselamatan dan kemaslahatan WNI tersebut," kata Yayan. (gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER