Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu calon ketua umum yang maju dalam Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hari ini, Epiyardi Asda, mengklaim mendapat dukungan dari Djan Faridz, Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta.
"Saya ditelepon oleh Pak Djan (Faridz) apakah saya benar mau maju, beliau mengatakan terus maju dan beliau akan dukung," kata Epiyardi saat ditemui di Asrama Haji Jakarta, Sabtu (9/4).
Epyardi yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat PPP menyatakan kaget dengan respon yang diberikan oleh Djan terkait rencana pencalonannya. Dia mengatakan sempat takut dan malu untuk bertemu Djan karena dia datang ke Muktamar VIII hari ini.
Namun, keraguan Epyardi hilang ketika Djan menyatakan siap mencabut gugatannya bila dirinya yang menang dalam pemilihan. "Beliau katakan kalau saya menang maka gugatan ke pengadilan akan dicabut," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Epiyardi menjelaskan alasannya datang ke muktamar, selain untuk maju sebagai caketum, adalah karena Muktamar VIII ini diselenggarakan untuk menyatukan dua kubu yang sebelumnya berseteru.
Apalagi, kata Epiyardi, pemerintah telah menghidupkan kembali Surat Keputusan Kepengurusan PPP hasil Muktamar VII di Bandung agar muktamar islah ini bisa terlaksana.
"Saya sebenarnya tak berambisi, saya hanya ingin menyelamatkan partai ini," ujarnya.
Menurut Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PPP hasil Muktamar VII, Suharso Monoarfa, saat ini muncul empat nama yang bakal bersaing mendapatkan kursi Ketua Umum. Mereka adalah Romahurmuziy yang saat ini juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal DPP PPP. Lainnya adalah Akhmad Muqowam, Epiyardi Asda, dan Amir Uskara.
Akhmad Muqowam merupakan kini menempati kursi di DPD. Sebelum itu, dia pun pernah menempati kursi anggota DPR selama dua periode. Sedangkan, Amir Uskara duduk sebagai Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulawesi Selatan kubu Muktamar Bandung.
(yul)