Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivis hak asasi manusia Ratna Sarumpaet belum meninggalkan kawasan sekitar Pasar Ikan dan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, meski sebelumnya dia diamankan dan digiring keluar lokasi penggusuran oleh beberapa polisi.
Ratna dan beberapa temannya, berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, masih tertahan di dalam mobilnya yang terparkir di depan gedung Galangan VOC, seberang Museum Bahari. Mereka terhalang mobil milik provos polisi yang diparkir tepat di depan mobil Ratna.
"Sebenarnya boleh saja saya keluar mobil. Tapi daripada saya bikin masalah baru, biar mereka malu, saya tungguin saja mau ngapain. Ini mereka harus bertanggung jawab dengan apa yang mereka buat. Besok saya bisa gugat siapa yang membuat saya ketahan di sini tanpa ada catatan salah," kata Ratna penuh emosi dari dalam mobilnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratna sebelumnya dibawa keluar kawasan penggusuran oleh polisi karena diduga menyebar pernyataan provokatif terhadap warga. Menurut Ratna, sebelum diamankan ke mobilnya, dia sempat digiring agar masuk ke mobil tahanan milik aparat kepolisian.
Namun saat digiring itu, Ratna menolak untuk masuk ke mobil tahanan. Ia mengaku tak merasa bersalah sehingga harus masuk ke mobil berwarna hitam tersebut.
"Saya enggak mau masuk. Saya bilang kenapa harus masuk? Memangnya mendampingi warga itu kejahatan? Terus akhirnya mereka enggak bisa jawab dan saya dibawa sampai sini. Tadi kemudian mereka sengaja berdiri di situ (depan mobil)," kata Ratna.
Namun setelah Ratna beranjak ke mobil pribadi, penjagaan terhadapnya masih dilakukan ketat. Beberapa polisi disebut sempat menjaga Ratna dan kawan-kawan sebelum akhirnya mobil provos polisi diparkir di hadapannya.
"Kalau saya salah, harusnya kan dibikin dong surat apa begitu. Kepada salah satu teman saya sih (polisi) berkata Ibu Ratna mengeluarkan
statement provokatif. Provokatif itu ukurannya apa? Aku hanya menyampaikan harapan masyarakat. Mereka ingin bertemu dulu sama Pak Ahok. Kan minta penundaan (penggusuran) doang. Apa itu kejahatan?" kata Ratna menggebu-gebu.
Hingga saat ini Ratna terlihat masih berada di mobilnya. Ia mengatakan bakal segera pulang setelah mobil provos yang menghalangi jalannya bergeser.
Penertiban kawasan Pasar Ikan dan Luar Batang, menurut Ratna, berpotensi menghilangkan jejak kebudayaan. Sejumlah cagar budaya seperti Masjid Jami dan Museum Bahari yang berada di kawasan itu terancam rata dengan tanah dan berganti hunian ekslusif.
Pada keterangan tertulis yang ia edarkan Sabtu lalu, Ratna mengaku telah menemui Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti terkait rencana penggusuran Pasar Ikan.
Ratna juga menyatakan sudah menyurati Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ia meminta Ahok menunda penertiban kawasan tersebut. Namun, kata Ratna, belum ada tanggapan atas surat tersebut sampai saat ini.
(agk)