Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengapresiasi kerja petugas yang bergerak cepat membersihkan sisa-sisa aksi sehari setelah perayaan hari buruh di jalan-jalan utama seperti di Monas, MH Thamrin, Sudirman hingga Senayan. Ia melihat sudah tidak ada lagi sisa-sisa aksi May Day.
"Kan saya monitor terus mereka. Langsung bubaran, sudah langsung dalam hitungan jam sudah bersih. Kamu lihat mana ada bekas demo," kata Basuki alias Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (2/5).
Menurut Ahok, petugas kebersihan bekerja dengan sangat siap dan membersihkan sampah dengan cepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami terima kasih kepada petugas kebersihan di DKI yang sangat siap, termasuk petugas kesehatan, petugas penanggulangan bencana, dan kebakaran. Mereka sangat siap setiap kali ada demo," tutur Ahok.
Ahok juga menyampaikan terima kasih kepada buruh yang tidak merusak tanaman saat melancarkan aksi. "Tidak banyak yg dirusak. Kalau dulu selalu dirusak, ini lumayan baik," ujar Ahok.
Lagu berjudul “Internasionale” menutup aksi peringatan Hari Buruh Sedunia atau May Day 2016 kemarin. Ribuan buruh yang tergabung dalam barisan massa Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) menyanyikan lagu yang dipopulerkan penganut sosialisme pada akhir abad 19 tersebut.
"Bangunlah kaum yang tertindas, bangunlah kaum yang lapar...," pekik massa menyanyikan lagu tersebut sambil mengangkat tangan kiri mereka, di depan kantor Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Jakarta Pusat, Minggu (1/5).
Lagu yang diciptakan Eugene Pottier pada 1871 ini telah diterjemahkan dalam banyak bahasa di dunia. Terjemahan pertama ke dalam Bahasa Indonesia dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia.
Saat menyanyikan lagu tersebut, beberapa orang juga menembakkan kembang api ke langit. Ada pula yang membakar flare sehingga asap merah menyelimuti area di sekitar massa aksi. Kemeriahan Hari Buruh pun berakhir.
(bag)