Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah pemuda membacakan Manifesto "Kita 99% Melawan Oligarki" di kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta. Di akhir kegiatan Karya Latihan Bantuan Hukum (Kalabahu) itu, para peserta bersepakat bahwa sistem oligarki merupakan musuh bersama.
"Yang bisa dijadikan musuh bersama saat ini adalah sistem oligarki. Mereka (kaum oligarki) selalu berupaya mengakuisisi aspek publik untuk kepentingannya," kata Ketua Acara Manufesto, Charlie Albajili, di kantor LBH Jakarta, Selasa (10/5).
Oligarki merupakan sistem kekuasaan dalam suatu negara yang hanya dimiliki oleh segelintir orang dan mereka menguasai kehidupan kebanyakan orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Ketua Panitia Kalabahu 2016 Eny Rofiatul mengatakan, riset yang dilakukan oleh Bank Dunia menyebutkan bahwa pembangunan di negara-negara berkembang tidak diikuti dengan penurunan angka kemiskinan yang signifikan.
Dia menjelaskan, mayoritas penduduk Indonesia hanya menguasai sedikit akses terhadap kesejahteraan dan kekayaan, tapi sebagian kecil kelompok menguasai kekuasaan, modal, sumber daya alam. Mereka yang disebut kelompok oligarki telah memonopoli kekayaan.
"Itu membuat ketimpangan kesejahteraan dan distribusi pendapatan. Praktik korupsi langgeng karena praktik oligarki yang sangat kuat ini," kata Eny.
Eny mengatakan, 99 persen melawan satu persen menjadi slogan untuk mengkritik ketimpangan itu.
Direktur LBH Jakarta, Algifarri Aqsa, mengatakan oligarki dapat menguasai dunia dengan segelintir orang saja. Sementara Indonesia sebagai negara kapitalis kedelapan di dunia, perekonomiannya hanya dikuasai oleh 20% orang.
Dia menyampaikan, data yang dimiliki Transparansi Untuk Keadilan (TUK) pada 2015 menyebutkan bahwa 29 orang menguasai 5 juta hektar lahan kelapa sawit. Kekuasaan politik di partai politik diisi mayoritas pemegang modal. Saat ini 62% anggota DPR berlatarbelakang pengusaha.
Acara tersebut mengundang beberapa narasumber dan jaringan dari LBH Jakarta. Beberapa di antaranya Ray Rangkuti dari Lingkar Madani, Riyan Khobari dari Arus Pelangi, Hasmia Djalil dari Solidaritas Perempuan. Mereka ikut menyampaikan aspirasi dan menyuarakan pandangannya terkait tindakan oligarki yang terjadi di Indonesia.
(den)