Jakarta, CNN Indonesia -- Kampus Universitas Trisakti Jakarta, menjadi saksi bisu penembakan yang dilakukan aparat keamanan terhadap empat mahasiswa, yakni Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendrawan Sie, pada 12 Mei 1998 silam.
Delapan belas tahun berselang, kini telah berdiri monumen dan museum untuk mengenang peristiwa berdarah tersebut.
Kepala Biro Informasi dan Hubungan Masyarakat Universitas Trisakti Bambang Heri menuturkan monumen mulai didirikan pada 1999. Sedangkan museum mulai dibangun tahun 2000.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Monumen itu berdiri menjulang di tengah lokasi parkir Kampus A Trisakti. Tampak empat tugu yang tersusun 12, masing-masing terdapat ukiran bekas penembakan, di setiap sisinya.
"Dinamakan Monumen 12 Mei 1998, untuk mengenang peristiwa pada masa itu" kata Bambang Heri saat ditemui di Kampus Trisakti, Jakarta Barat, Sabtu (21/5).
Menurut Bambang, keempat tugu itu juga untuk menghormati perjuangan dari Elang, Heri, Hafidin, dan Hendrawan. Di dasar monumen, terdapat sekitar 98 batu yang tersusun secara acak. Jumlah 98, kata dia, sebagai tanda tahun peristiwa Trisakti terjadi.
Selain monumen, di sekitar parkiran, terdapat empat napak tilas yang menjadi lokasi penembakan. Terpahat keempat nama mahasiswa tersebut dalam sebuah prasasti yang berbentuk lingkaran.
Masih di dalam Kampus A, terdapat pula Museum Trisakti yang bertempat di Lobi Gedung Dr. Syarif Thajeb. Museum Trisakti tampak sederhana, memuat berbagai dokumentasi baik artikel, foto, dan film yang memuat kronologi peristiwa, hingga atribut yang dikenakan Elang, Heri, Hafidin, dan Hendrawan pada saat itu.
Kaca bekas penembakan yang menurut penuturan Bambang dilakukan dari arah Mal Citraland juga terpampang di museum ini. Tak hanya itu, diorama yang melambangkan aparat membawa senjata melawan mahasiswa, serta puisi khusus Taufik Ismail menjadi penghormatan kepada empat mahasiswa tersebut.
Bambang mengatakan pada 2005, Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi Elang, Heri, Hafidin, dan Hendrawan sebagai pahlawan. Menurutnya gelar tersebut sebagai penghormatan kepada keempatnya.
Terakhir, Universitas Trisakti membangun Taman Reformasi yang terletak di depan kampus dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
(obs)