Musyawarah Majelis Syuro Tegaskan PKS Tetap Berada di KMP

Basuki Rahmat | CNN Indonesia
Minggu, 22 Mei 2016 23:47 WIB
Musyawarah ke-IV Majelis Syuro PKS menghasilkan sejumlah rekomendasi yang salah satunya menegaskan sikap partai itu sebagai oposisi.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melambaikan tangan bersama Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman saat menghadiri Rakornas PKS di Depok, Jawa Barat, Selasa (12/1). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta, CNN Indonesia -- Musyawarah ke-IV Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menghasilkan sejumlah rekomendasi yang salah satunya adalah menegaskan sikap partai itu sebagai oposisi atau berada di luar pemerintan.

Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal menyatakan partainya tetap konsisten berada di luar pemerintahan dan tetap berada di Koalisi Merah Putih (KMP).

“PKS akan mendukung program dan kebijakan pemerintah yang berpihak pada kesejahteraan rakyat,” ujar Mustafa dalam keterangan tertulisnya, Ahad (22/5), seperti dikutip dari Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mustafa menyatakan partainya bersikap kritis pada program dan kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada kesejahteraan rakyat.


"Selain itu, PKS akan membangun koalisi strategis dengan partai-partai lain untuk mendapatkan calon alternatif yang lebih baik untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta," ujarnya.

Musyawarah Majelis Syuro PKS, lanjut dia, juga menegaskan bahwa reklamasi yang terjadi di beberapa daerah nyata-nyata telah menunjukkan permasalahan dan dampak serius pada beberapa aspek.

Dia mencontohkan aspek lingkungan, terjadinya perusakan ekosistem dan ancaman berkurangnya ketersediaan kekayaan plasma nutfah bagi generasi berikutnya seperti yang terjadi di Teluk Benoa, Bali.


"Aspek kesehatan, banjir rob yang menyertai reklamasi berdampak pada sanitasi dan kesehatan lingkungan sekitar. Penggusuran dan pemindahan penduduk mengharuskan adaptasi terhadap situasi yang dapat berimplikasi pada aspek psikologis dan kesehatan jiwa," tuturnya.

Mustafa mengatakan, dari aspek sosial ekonomi dan kultural, misalnya hilangnya tiga desa di Kecamatan Sayung Demak tidak saja berdampak pada kehilangan rumah dan harta kekayaan, tata ruang wilayah, mata pencarian serta pendapatan masyarakat.


Namun, menurut dia, hal itu juga terputusnya pewarisan nilai-nilai budaya dan tradisi setempat. Reklamasi di Teluk Jakarta bahkan akan semakin memiskinkan nelayan tradisional dengan meningkatnya biaya operasional akibat jarak tempuh yang bertambah.

"Keprihatinan terhadap situasi tersebut mendasari sikap PKS menuntut agar reklamasi tidak dilakukan kecuali didahului dengan Analisis Dampak Lingkungan Komprehensif," katanya.

Selain itu, tambah Mustafa, dengan memastikan terpenuhinya tujuan Reklamasi dalam UU Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.

(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER