Badan Intelijen Pertahanan Dinilai Tak Mendesak

Abraham Utama | CNN Indonesia
Rabu, 08 Jun 2016 15:11 WIB
Kemhan diminta memperkuat koordinasi dengan Badan Intelijen Strategis yang berada di bawah TNI. Kebutuhan informasi intelijen pertahanan dapat disediakan BAIS.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu hendak membentuk badan intelijen baru. (REUTERS/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pembentukan badan intelijen pertahanan oleh Kementerian Pertahanan yang berkantor di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, dinilai tidak mendesak. Perangkat intelijen yang dibentuk dan diatur Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara disebut sudah lebih dari cukup.

Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) Wahyudi Djaffar menilai, kebutuhan pemerintah atas informasi dan analisis intelijen dapat dipenuhi badan-badan yang disebut UU Intelijen Negara.

Khusus fungsi intelijen militer dan pertahanan, kata Wahyudi, Badan Intelijen Strategis (BAIS) Tentara Nasional Indonesia telah diamanatkan beleid itu untuk menjalankannya. "Saya tidak melihat alasan pembentukan badan intelijen baru," ucapnya, Selasa (7/6) kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip UU Intelijen Negara, Wahyudi berkata, fungsi intelijen pertahanan merupakan kerja mengumpulkan informasi terkait ancaman terhadap pertahanan dan kedaulatan negara. Fungsi ini bersifat pemantauan keluar, bukan ke dalam negeri.

Daripada membentuk badan intelijen pertahanan baru, menurut Wahyudi, pemerintah sebaiknya memperketat koordinasi antara Kemhan dan BAIS. "Selama ini, tingginya ego para aktor di sektor keamanan dan pertahanan sudah menjadi rahasia umum," ujarnya.

Lebih dari itu, Wahyudi mengatakan, Kemhan tidak tepat menyamakan badan intelijen pertahanan versi mereka dengan badan serupa di Amerika Serikat, baik Central Intelligence Agency (CIA) maupun Defense Intelligence Agency (DIA).

George W. Bush di Kantor CIA, Langley, Virginia, Amerika Serikat. (Reuters/David Burnett/Newsmakers)
CIA merupakan bagian dari komunitas intelijen AS yang bertugas menghimpun data intelijen dari luar negeri. Sementara DIA merupakan bagian dari Departemen Pertahanan yang mengumpulkan data intelijen terkait kapabilitas pertahanan negara lain.

Wahyudi menuturkan, Indonesia dan AS memiliki kebijakan politik luar negeri yang berbeda. Ancaman aktual terhadap pertahanan Indonesia pun, kata dia, berbeda dengan AS.

"CIA dan DIA dibentuk untuk menjaga kepentingan AS di luar negeri. Kalau itu dibentuk di Indonesia, nantinya akan bertugas apa," ucapnya.

Pengganti Bainstranas

Wacana Kemhan membentuk badan intelijen pertahanan telah bergulir sejak awal tahun 2016. Mengutip situs Kemhan, badan itu nantinya akan menjadi wujud baru dari Badan Instalasi Strategis Nasional.

Mengutip pasal 140A pada Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2014, Badan Instalasi Strategis Nasional bertugas melaksanakan pengelolaan kawasan instalasi strategis nasional.

Bainstranas Kemhan berlokasi di kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Bogor, Jawa Barat. Badan itu menaungi tujuh instalasi strategis yaitu standby forces, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan), Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP), dan pusat bahasa dan olahraga militer.

Bainstranas dibentui di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menhan Purnomo Yusgiantoro.

Kepala Bainstranas, Mayor Jenderal Paryanto berkata, badan intelijen pertahanan penting dibentuk untuk memprediksi dan merumuskan bentuk ancaman yang mendasari strategi pertahanan nasional.

Pada Rapat Koordinasi Teknis Bainstranas, Februari silam, Paryanto menjamin badan intelijen pertahanan tidak akan mengambil alih tugas dan fungsi BIN, BAIS, Baintelkam Polri maupun badan intelijen yang telah lebih dulu berdiri.

Badan intelijen pertahanan yang diwacanakan Kemhan, kata dia, nantinya akan berada di bawah koordinasi BIN, sebagaimana skema komunitas intelijen yang diatur UU Intelijen Negara.

Senin (6/6), Menhan Ryamizard Ryacudu kembali memaparkan wacana pembentukan badan inteljen pertahanan. "Di setiap negara ada itu. Di sini enggak ada, itu enggak bener," ujarnya.

"Ini intelijen masalah pertahanan, melihat ancaman terhadap negara yang paling penting. Di mana-mana di dunia ini enggak ada yang enggak punya, cuma di sini aja," kata dia menjelaskan.
(abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER