Jakarta, CNN Indonesia -- Penelusuran rekam jejak calon Kapolri Komisaris Jenderal Tito Karnavian berlangsung mulus dalam rapat dengar pendapat di Komisi III DPR, hari ini, Selasa (21/6). Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) yang menjadi narasumber, menyatakan positif rekam jejak Tito.
Ketua Kompolnas Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, telah mengenal sosok Tito sejak lama. Dia menilai Tito sebagai perwira yang profesional. Berdasarkan hasil penilaian dan evaluasi itu, kata dia, akhirnya nama Tito yang dipilih Presiden Joko Widodo.
"Presiden memilih Komjen Tito," kata Luhut dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR, Selasa (21/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Ketua Kompolnas Yasonna Laoly menilai Tito sebagai sosok yang bertanggung jawab, termasuk jabatan terakhirnya saat menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. "Tanggung jawabnya cukup
excellent," ucap Yasonna.
Sementara itu, Kepala PPATK Muhammad Yusuf menerangkan, Tito tidak memiliki masalah dari sisi catatan keuangan. Menurutnya, tidak pernah ada laporan catatan keuangan mengenai Tito.
PPATK, kata dia, mencatat Tito memiliki 14 rekening bank swasta dan tiga bank plat merah, sejak 2004-2014. Namun, setelah tahun 2014, ke-14 rekening tersebut telah ditutup.
"Sudah tutup, tidak ada aneh-aneh. Tinggal tiga rekening, dua tutup dan satu hidup dan tidak ada yang aneh," ujar Yusuf.
Yusuf menambahkan, catatan keuangan keluarganya juga tidak ada yang mencurigakan. Isteri Tito, kata dia, memiliki empat rekening, dan beberapa anaknya juga punya beberapa rekening. "Kami menegaskan tidak menemukan sesuatu yang tidak wajar," kata dia.
Setali tiga uang, Ketua KPK Agus Rahardjo menyatakan rekam jejak Tito positif daj bersih. Menurutnya, selama Tito menjabat, tidak ada pengaduan masyarakat mengenai tindak pidana korupsi.
"Untuk LHKPN, Tito pernah melaporkan dua kali yakni pada November 2014, dan Maret 2016. Rasanya pada saat kami teliti tidak ada yang aneh," ucap Agus.
Kesenjangan AngkatanAnggota Fraksi Partai Gerindra Wenny Warou mempertanyakan alasan penunjukan Tito kepada Kompolnas. Sebab, dia menilai ada jarak angkatan Tito dengan para seniornya. "Supaya isu yang sekarang berjalan bisa teredam," kata Wenny.
Menanggapi hal itu, Luhut menjelaskan persoalan senioritas telah menjadi perhitungan Kompolnas saat mengajukan Tito kepada presiden.
Namun berdasarkan catatannya, Tito dianggap menghormati para perwira senior. Sehingga, menurutnya senioritas tidak menjadi masalah.
"Pak Tito humble juga dan jaga perkawanan dengan baik, tetapi dia teguh pada pimpinannya," ucap Luhut.
Anggota Kompolnas Yotje Bekto menambahkan persoalan senioritas merupakan sebuah kultur dalam organisasi. Di tubuh Kepolisian, kata dia, Kapolri dengan angkatan muda pernah beberapa kali terjadi.
Namun, menurutnya selama periode itu tidak terjadi gejolak yang luar biasa. Dia pun yakin, Tito akan mampu menyelesaikan persoalan ini saat menjabat nanti. "Soal senioritas, nanti akan diselesaikan secepatnya," kata Yotje.
Selain persoalan senioritas, tercatat anggota fraksi-fraksi di Komisi III DPR menerima rekam jejak Tito. Penelusuran rekam jejak pun mulus tanpa hambatan dan akan berlanjut pada proses kunjungan Komisi III ke rumah Tito, sebelum uji kepatutan dan kelayakan.
(rdk)