Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah dua kali sosok polisi kelahiran Jember itu menghadiri acara yang sama di Trunojoyo. Dengan seragam dinas berhias empat bintang di pundaknya, dia begitu luwes menyampaikan sambutan di atas mimbar kepada para undangannya.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti memanfaatkan momen Ramadan ini untuk bersilaturahmi sambil berbuka puasa bersama pegiat pers yang senantiasa memantau institusinya sejak dia menjabat, awal 2015 lalu. Kepada para pimpinan redaksi, dia menyampaikan pesan dan kesannya menjadi sorotan publik, setahun ini.
Perhatian itu kini lambat laun mulai beralih pada Komjen Tito Karnavian, yang ditunjuk Presiden untuk menggantikan Badrodin menjadi orang nomor satu di Kepolisian. Sang Jenderal yang baru akan pensiun 24 Juli mendatang, sudah mulai disibukkan menjawab pertanyaan wartawan soal pergantian ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di saat yang sama, Tito masih harus menjalani rangkaian panjang sebelum resmi dilantik sebagai Kapolri yang baru. Namun, seniornya yang masih punya waktu lebih dari sebulan sebelum pensiun seolah tak mau menunggu proses itu selesai.
"Kesempatan ini juga mungkin jadi kali terakhir kita bertemu," ujarnya di akhir sambutan. "Terima kasih atas kerjasamanya selama ini."
Kata maaf terlontar dari mulut Badrodin, seakan perpisahan sudah di ujung hidungnya. Walau demikian, raut sumringah justru terpancar dari ayah dua anak itu.
"Saya akan memulai pola hidup yang lebih sehat, istirahat teratur, olahraga teratur, makan teratur," ujarnya sembari terus tersenyum. Tak heran, rentetan masalah memang mewarnai perjalanan Polri selama masa kepemimpinannya.
Nama Badrodin yang sebelumnya menjabat sebagai Wakapolri muncul menggantikan Komjen Budi Gunawan yang batal memimpin Korps Bhayangkara karena ditetapkan tersangka oleh KPK. Kursi panas itu tentu terasa semakin panas ketika diduduki saat keadaan sedemikian tak ideal.
Belum lagi, keadaan semakin panas ketika anak buahnya menangkap pimpinan komisi antikorupsi, Bambang Widjojanto. Tak berhenti di situ, kasus korupsi kontroversial terus datang bergantian, dan aksi terorisme turut menambah keruwetan yang mesti ditangani Badrodin.
"Setelah pensiun saya mau kerja yang tidak terikat," ujarnya.
Umroh dan memomong cucu, baginya jauh lebih menarik ketimbang bekerja sebagai pengusaha atau politikus. Namun untuk sampai di saat itu, sang Kapolri kini masih harus sabar menunggu.
(abm)