Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menilai masyarakat kurang memperhatikan peta potensi bencana di pelbagai daerah rawan sebagai upaya untuk meminimalisir jumlah korban.
Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla mengatakan potensi bencana daerah rawan sudah dipetakan, namun masyarakat banyak yang tak memperhatikan hal tersebut.
"Yang namanya potensi memang kadang kurang diperhatikan," kata Jusuf Kalla saat ditemui di Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Rabu (22/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menuturkan penyusunan pemetaan potensi bencana sebenarnya sudah disusun oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Di sisi lain, Kalla menuturkan, faktor La Nina di Samudra Pasifik pun turut menyumbang andil perubahan iklim di Indonesia yang juga berdampak pada perubahan potensi bencana.
Oleh karena itu, sambungnya, jika masyarakat bisa melihat dan memperhatikan pemetaan bencana maka angka korban bencana seharusnya bisa diminimalisasi.
Terpisah, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho sebelumnya mengatakan sebagian besar korban tewas dan hilang berada di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Mereka tertimbun tanah saat melintas di jalan rawan longsor.
"Daerah yang paling parah memang Purworejo, kemudian Banjarnegara, dan Kebumen," ujar Sutopo di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (20/6).
Selain tiga daerah tersebut, banjir dan longsor juga terjadi di Kendal, Sragen, Purbalingga, Banyumas, Sukoharjo, Kebumen Wonosobo, Pemalang, Klaten, Magelang, Wonogiri, Cilacap, Karanganyar dan Solo.
(asa)