Jakarta, CNN Indonesia -- Gorontalo dan sekitarnya diguncang gempa pada Kamis (30/6) petang. Gempa terjadi dua kali dalam waktu yang berdekatan, tak sampai berselang satu jam.
Menurut keterangan pers Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterima CNNIndonesia.com, keduanya merupakan gempa tektonik. Gempa pertama terjadi pukul 17.46 WIB dengan kekuatan 5,0 SR.
Gempa terpusat di 42 kilometer arah timur laut Bunobogu, dengan kedalaman 45 kilometer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara gempa ke-dua terjadi pukul 18.43 WIB. Kekuatannya juga 5,0 SR. Kali ini gempa berpusat di 41 kilometer arah selatan Pimpi, Bolaang Mongondow. Kedalamannya 228 kilometer. Kedua gempa bumi sama-sama disebabkan oleh aktivitas subduksi lempeng.
Tidak ada korban jiwa dari dua guncangan gempa itu. Dr. Daryono, S.Si, M.Si. Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BKMG pun menegaskan, kedua gempa sama-sama tidak menimbulkan potensi tsunami.
“Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpancing isu,” ujarnya dalam pernyataan.
Efek kedua gempa bumi sendiri tidak terlalu parah. Gempa pertama dirasakan dalam skala intensitas II SIG BMKG (III-IV MMI), yang artinya guncangan bisa dirasakan tapi tidak sampai menimbulkan kerusakan. Hanya benda yang digantung bergoyang dan kaca bergetar.
Hingga saat ini tidak ada laporan soal kerusakan bangunan rumah, meski masyarakat yang merasakannya di kawasan kota Gorontalo, Embodo, Popalo, Bionga, Boroko, Pinogu, Bukaan, dan Toli-Toli sempat panik dan berhamburan ke luar gedung.
Gempa bumi ke-dua dirasakan dalam skala intensitas I SIG-BMKG (II MMI). Hingga saat ini belum ada lagi gempa susulan setelah keduanya.
BKGM menyampaikan, Gorontalo merupakan salah satu daerah rawan gempa bumi. Salah satu catatan yang terkuat adalah yang terjadi pada 16 November 2008. Saat itu kekuatan gempa 7,3 SR dan mengakibatkan empat orang meninggal, 59 orang luka, ratusan rumah rusak.
(rsa)