Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perhubungan mencatat sejak H-7 hingga H-4 Lebaran 2016 sudah terdapat 150 jiwa pemudik meninggal akibat kecelakaan. Mayoritas sebesar 80 persen kecelakaan melibatkan 80 pengendara motor.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan pada era mudik H-7 hingga H+7 Lebaran tahun 2015, terdapat 760 jiwa meninggal akibat kecelakaan. Ia mengklaim akan terus melakukan perbaikan untuk menekan angka kecelakaan dan kemacetan.
"Tidak mungkin jika tidak ada kecelakaan, memang harus dikurangi secara bertahap," ujarnya di Pusat Koordinasi Monitoring Kementerian Perhubungan Jakarta Pusat, Minggu (3/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menyarankan kepada petugas kepolisian di jalur mudik untuk lebih tegas terhadap pemudik yang menyalahi aturan. Salah satunya adalah kelengkapan surat terutama Surat Izin Mengemudi (SIM) yang harus dimiliki oleh pengendara.
Menurut Jonan, jika pengemudi tidak memiliki SIM sebaiknya tidak ditilang namun tidak diperbolehkan melanjutkan perjalanan.
"Kalau kedapatan tidak punya SIM jangan ditilang tapi langsung tidak boleh lanjutkan perjalanan, SIM itu kan penting," tambahnya.
Meski demikian, Jonan menambahkan akan menjadikan perjalanan mudik tahun ini sebagai bahan evaluasi untuk tahun berikutnya. Hal ini karena perintah dari Presiden Joko Widodo untuk menekan angka kematian dan kemacetan kala mudik berlangsung.
Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan Direktorat Perhubungan Darat, sejak H-12 hingga H-3 siang hari sudah terdapat 2.498.746 kendaraan bermotor, mobil dan bus yang meninggalkan Jakarta.
Salah satu jalur yang saat ini dipadati oleh kendaraan motor, mobil dan bus adalah jalur Ciasem. Jalur ini merupakan jalur yang digunakan pemudik untuk menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Hingga H-3 siang hari, sudah terdata 9.594 mobil dan 91.368 motor pribadi dari Jakarta menuju Ciasem.
(pit/pit)