TNI AD Sebut Tak Ada Beda Informasi Soal Helikopter Jatuh

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Sabtu, 09 Jul 2016 20:12 WIB
Kadispen TNI AD Brigjen Sabrar Fadhilah meyatakan helikopter yang jatuh di Sleman, DIY, digunakan sepenuhnya untuk keperluan Komando IV/Diponegoro.
Badan helikopter TNI AD yang jatuh di Sleman, DIY, telah berhasil dievakuasi. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigjen Sabrar Fadhilah mengatakan helikopter yang jatuh di Sleman, Yogyakarta, digunakan sepenuhnya untuk keperluan Komando Daerah Militer IV/Diponegoro yang berpusat di Semarang, Jawa Tengah. Pesawat milik TNI AD itu, ujar Sabrar, telah diserahkan kepada Panglima Kodam/IV sebagai bawah kendali operasi (BKO).

Menurut Sabrar, tidak ada perbedaan antara keterangannya dengan ucapan Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal Jaswandi. Kemarin di lokasi jatuhnya helikopter TNI AD di Yogyakarta, Mayjen Jaswandi berkata helikopter nahas tersebut sedang digunakan untuk patroli keamanan menjelang kunjungan Presiden Joko Widodo ke Klaten.

Sementara dalam konferensi pers di Media Center Dispen AD, Jakarta, pada malam yang sama, Sabrar menyebut helikopter itu digunakan Pangdam IV/Diponegoro untuk keperluan komando dan pengendalian Kodam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang disebut berbeda itu bukan pengamanan (Presiden) dalam arti kata langsung, tetapi helikopter itu di-BKO-kan kepada Pangdam IV, jadi penggunaannya diserahkan kepada Pangdam IV. Untuk apa ya terserah Pangdam IV. Jadi tidak berbeda (keterangan antara Mabes AD dan Pangdam)," kata Sabrar kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (9/7).

BKO adalah bantuan dari satu satuan untuk satuan lain. Bentuk penugasan dalam BKO ini, dukungan logistik dan administrasi dari satuan yang membantu masih berada di satuan asal, namun kendali operasional berada di satuan yang dibantu.

Sabrar membenarkan helikopter yang jatuh digunakan untuk keperluan pengamanan Presiden. Pengamanan yang dimaksud itu, kata Sabrar, bukan berarti helikopter tersebut akan digunakan oleh Presiden, namun untuk patroli keamanan Presiden yang merupakan bagian dari tugas komando dan pengendalian Kodam.

"Kebetulan jadwal Presiden akan ada di sana, tapi pengamanan Presiden bukan berarti kemudian helikopter itu digunakan untuk Presiden. Pesawat (helikopter) Presiden kan ada yang VVIP, bukan yang (jatuh) itu," ujar Sabrar.

Evakuasi Rampung

Komandan Komando Distrik Militer 0732/Sleman, Letnan Kolonel Joko Sujarwo, menyatakan evakusi badan helikopter Bell HA-5073 milik TNI AD yang jatuh di Dusun Kowang, Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, telah rampung.

"Evakuasi sudah selesai 100 persen. Proses evakuasi mulai dilakukan sejak pukul 02.00 WIB hingga sekitar pukul 11.00 WIB," kata Joko seperti dilansir Antara.

Menurut dia, evakuasi melibatkan 100 personel TNI AD di bawah koordinasi dari Pusat Penerbang TNI Angkatan Darat (Puspenerbad).

"Semuanya sudah diamankan, termasuk benda-benda yang berpotensi menimbulkan kebakaran seperti bahan bakar avtur dan lainnya," kata Joko.

Selanjutnya Mabes TNI AD akan menyelidiki penyebab jatuhnya helikopter. Untuk itu tim investigasi segera dibentuk.

Kodim Sleman mengucapkan terima kasih kepada warga Dusun Kowan yang banyak membantu proses evakuasi helikopter, termasuk menolong para korban.

Sebelum jatuh, helikopter tersebut sekitar pukul 15.16 WIB mengalami masalah dan dinyatakan hilang kontak di atas Dusun Kowang, Desa Tamanmartani. Helikopter kemudian jatuh di dusun itu, menimpa dua rumah masyarakat yang sedang kosong.

Korban seluruhnya merupakan personel TNI AD. Ada enam tentara yang diangkut helikopter itu. Tiga orang meninggal dunia, yakni Letda Cpn Angga Juang, Serda Yogi Riski Sirait, dan Fransiska Agustin. Sementara tiga orang lainnya luka berat, yaitu Kapten Cpn Titus Sinaga, Serka Rohmat, dan Kopda Sukoco.

TNI AD menyatakan duka cita mendalam sekaligus prihatin atas jatuhnya korban dalam kecelakaan tersebut. (gil/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER