Polisi Dalami Bukti Cari Provokator Kerusuhan Tanjungbalai

Rosmiyati Dewi Kandi | CNN Indonesia
Senin, 01 Agu 2016 09:33 WIB
Informasi simpangsiur mengenai komplain seorang warga atas suara adzan diduga telah memprovokasi warga berbuat anarkis hingga memicu kisruh di Tanjungbalai.
Suasana di Tanjungbalai, Sumatera Utara, pasca kerusuhan. (Dok. Polda Sumut)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polres Tanjungbalai, Sumatera Utara, telah menetapkan 12 tersangka terkait kerusuhan di wilayah tersebut, Jumat malam (29/7). Polres Tanjungbalai dibantu Polres Asahan saat ini masih melengkapi bukti untuk mencari provokator kerusuhan Tanjungbalai.

Kapolres Tanjungbalai Ajun Komisaris Besar Ayep Wahyu Gunawan mengatakan, kesalahan informasi yang diterima masyarakat dan menyebar lewat media sosial membuat kerusuhan dan pengrusakan di sejumlah rumah ibadah terjadi.

“Kami belum sampai ke yang memprovokasi, masih mendalami bukti dari berbagai sumber,” ujar Ayep ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (1/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayep menjelaskan, kerusuhan terjadi karena informasi yang beredar di tengah masyarakat tidak sepenuhnya benar. Terutama mengenai kabar bahwa ada seorang warga bernama Merliana yang mendatangi masjid dan marah-marah lantaran mendengar suara adzan.

Ayep membenarkan bahwa Merliana melakukan komplain atas suara adzan, namun protes itu tidak sampai diikuti dengan tindakan melainkan hanya ucapan.

“Ibu M tidak pergi ke masjid, tidak melarang adzan atau ibadah. Ini hanya ucapan yang ditujukan kepada seseorang, dan orang itu sudah kami periksa,” tutur Ayep.

Saat mendengar Merliana komplain, lanjut Ayep, pengurus masjid juga sudah menanyakan kebenaran informasi tersebut. Mediasi dilakukan oleh pengurus masjid didampingi kepala lingkungan, petugas Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, serta personel Polsel Tanjungbalai Selatan.

Karena massa berkerumun di sekitar rumah Merliana yang berhadap-hadapan dengan masjid, mediasi dipindah ke Kantor Kelurahan Indra Sakti. “Warga semakin banyak lagi yang kumpul karena penasaran, ada apa,” tuturnya.

Untuk itu, mediasi kembali dipindah ke Kantor Polsek Tanjungbalai Selatan. Saat itu, Wakapolres, Ketua Majelis Ulama Indonesia setempat, dan sejumlah organisasi keagamaan lainnya hadir.

“Tapi massa kembali banyak yang datang, bergerak, dan malah terjadi kerusuhan itu,” katanya. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER