Relawan Jokowi: Jakarta Butuh Pemimpin Alternatif

Wishnugroho Akbar | CNN Indonesia
Selasa, 02 Agu 2016 07:55 WIB
Ada aspirasi cukup massif di kalangan kelompok relawan Jokowi untuk mengusung calon alternatif dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Gabungan relawan pendukung Presiden Joko Widodo menyalakan lilin ketika berkumpul di Lapangan Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis, 21 Mei 2015, dalam rangka memperingati 17 tahun reformasi. Dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang, sejumlah relawan Jokowi menyatakan tidak mendukung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Jakarta semakin dekat menggelar Pemilihan Gubernur. Menyikapi hal itu, sekelompok relawan Presiden Joko Widodo mengambil sikap berseberangan dengan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama. Sejumlah kelompok relawan menilai Ahok, sapaan Basuki, tak lagi pantas memimpin Jakarta.

Pernyataan itu diutarakan Emi Sulyuwati, Ketua Gerak Indonesia, salah satu kelompok relawan Jokowi yang berbasis di Jakarta. Gerak Indonesia menilai banyak kebijakan Ahok yang tidak berpihak kepada rakyat kecil.

Padahal, kata Emi, Jakarta membutuhkan sosok pemimpin yang berani berpihak kepada rakyat kecil. Atas dasar itu, Gerak Indonesia memutuskan tak akan mendukung Ahok dalam Pilgub 2017 mendatang. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang dibutuhkan Jakarta bukan Ahok. Bukan pemimpin arogan, otoriter, dan tidak berpihak kepada rakyat. Jakarta butuh pemimpin yang mau berdialog dengan rakyatnya, terutama dengan rakyat kecil. Karena itu kami memutuskan tidak mendukung Ahok," kata Emi saat dihubungi CNNIndonesia, Senin (1/8) malam.
Mengenai calon pemimpin alternatif, Gerak Indonesia mengajukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Nama Risma muncul setelah Gerak Indonesia mendengarkan aspirasi rakyat kecil di sejumlah kampung di Jakarta. 

Emi mengatakan, Gerak Indonesia sudah banyak menampung kelompok warga yang menyatakan dukungannya kepada Risma untuk maju dalam Pilgub Jakarta 2017. Emi menyatakan, pihaknya akan memperjuangkan agar aspirasi itu didengar oleh Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Kami ingin mengangkat sosok yang memang disuarakan oleh arus bawah. Kami berharap Pak Jokowi dan Ibu Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan mau mendengarkan suara rakyat. Kami yakin, Risma sosok yang tepat dan bisa melaksanakan program-program Nawa Cita di Jakarta," ujar Emi. 
Penolakan terhadap Ahok dan dukungan kepada Risma juga datang dari Projo, kelompok relawan Jokowi yang terkenal militan. Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi menyoroti gaya kepemimpinan Ahok yang ia nilai kerap memicu kontroversi.

"Ahok itu pekerja keras, dia juga membawa angin perubahan, tapi komunikasi politiknya terlalu banyak menyakiti pihak lain," ujar Budi Arie kepada CNNIndonesia. 

Arie mengatakan, rakyat saat ini tak hanya membutuhkan pemimpin yang bisa mendorong kemajuan kota, tapi juga pemimpin yang memiliki sentuhan kemanusiaan. Hal terakhir itu, menurut Arie, tak dimiliki oleh Ahok. Sebaliknya, Arie meyakini sentuhan kemanusiaan itu dimiliki oleh Tri Rismaharini.

"Jakarta tidak boleh kehilangan sisi manusiawinya. Kota ini milik semua lapisan masyarakat, bukan segelintir orang," tutur Arie.
Arie mengakui ada aspirasi yang cukup massif di kalangan relawan Jokowi untuk mengusung dan mendukung calon alternatif dalam Pilgub DKI. Projo menilai sosok alternatif itu ada pada sosok Risma. Atas dasar itu, kata Arie, Projo siap mendukung seandainya PDI Perjuangan mengusung Risma maju dalam Pemilihan Gubernur 2017 mendatang.

"Ada aspirasi cukup massif untuk menghadirkan sosok pemimpin baru. Sosok itu haruslah sosok yang anti korupsi, jujur, pekerja keras, dan mendengar suara rakyat. Kami menilai itu ada pada sosok Risma. Beliau berprestasi, mau berdialog. Beliau sosok yang representatif," Arie mengungkapkan. 

PDI Perjuangan hingga hari ini belum memutuskan calon yang akan mereka usung dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Keputusan final mengenai sosok yang akan diusung partai berada di sepenuhnya di tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. (wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER