Jakarta, CNN Indonesia -- Oxfam Indonesia menyatakan sekitar 7,3 juta perempuan petani menjadi tulang punggung di sektor pertanian selama ini dan berkontribusi pada kedaulatan pangan nasional.
Direktur Program Keadilan Ekonomi Oxfam Indonesia Dini Widiastuti menyatakan sekitar 23 persen dari 31,7 juta atau sekitar 7,3 juta petani adalah perempuan, mengacu pada Sensus Pertanian 2013. Hal tersebut, kata dia, menunjukkan bagaimana perempuan petani dan nelayan merupakan tulang punggung pangan nasional.
Program Keadilan Ekonomi Oxfam di Indonesia menyatakan perlunya memberi pengakuan dan penghargaan kepada perempuan, terkait dengan peranan perempuan Indonesia dalam pembangunan sektor pertanian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Mereka terlibat langsung dalam proses pembenihan, pemeliharaan, hingga pemasaran, perlu diberi penghargaan atas dedikasinya,” kata Dini dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (18/8).
Dia menuturkan separuh dari total 7,3 juta perempuan petani itu bekerja untuk menghasilkan tanaman padi dan palawija. Pengakuan terhadap perempuan petani, kata Dini, menjadi penting agar dapat diberikan kemudahan untuk mengakses sumber daya macam lahan, air, bibit, pupuk dan bantuan kredit.
Oxfam Indonesia juga menyatakan perempuan petani perlu mendapatkan penghargaan dan bantuan untuk bisa beradaptasi atas efek perubahan iklim. Hal itu seperti terlambat musim tanam yang berakibat pada keterlambatan panen hasil pertanian.
"Tentu saja generasi muda harus terlibat, harus tahu, agar tidak terjadi kelangkaan pangan dari hasil pertanian sebagai akibat dari hilangnya rasa peduli generasi muda terhadap perempuan yang sudah berjasa dalam sektor pertanian," katanya.
Sementara itu, Manajer Kampanye dan Advokasi untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat Rimbawan Muda Indonesia Mardha Tillah menilai kerusakan ekologis seperti semakin menipisnya sumber pangan, bisa berujung pada hilangnya sumber pangan.
Hal itu, sambungnya, merupakan akibat dari tingginya keterasingan remaja terhadap isu lingkungan, termasuk pengetahuan terhadap proses ketersediaan pangan di Indonesia. Penghargaan terhadap perempuan petani, kata Mardha, adalah sama dengan memberikan kemudahan akses kepada mereka sekaligus mengajak anak muda mengenali mereka.
"Generasi muda saat ini boleh jadi ada yang tidak tahu bagaimana proses tersedianya pangan. Ketidaktahuan ini berujung pada ketidakpedulian yang mengantar ke gerbang kerusakan lingkungan," kata dia.
(asa)