Soal Lagu 'Ahok Pasti Tumbang', Kader PDIP Diminta Tahan Diri

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Jumat, 19 Agu 2016 06:37 WIB
PDIP menjunjung tinggi tradisi demokrasi yang berkebudayaan sehingga berbagai ekspresi dari kader harus sesuai dengan adat ketimuran khas Indonesia.
Sejumlah anggota PDI Perjuangan bersama-sama bersorak dan bernyanyi saat penutupan Rakernas I PDI-Perjuangan di Jakarta, beberapa waktu lalu. ( ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Yel-yel 'Ahok Tumbang' yang disuarakan oleh sejumlah kader PDI Perjuangan mendapat tanggapan dari anggota pengurus pusat partai banteng. Dewan Pengurus Pusat PDI Perjuangan menginstruksikan kepada anggotanya untuk menahan diri.

Sebuah video yang memuat yel-yel 'Ahok Tumbang' menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat para kader PDI Perjuangan dengan mengenakan atribut lengkap partai berwarna merah, meneriakan 'Ahok Pasti Tumbang'.

Dalam video tersebut tampak Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi, Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Bambang DH, dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu DKI Jakarta Gembong Warsono.

Mereka kompak menyanyikan lagu 'Ahok Pasti Tumbang' dengan tangan mengepal penuh semangat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai ekspresi yang diperlihatkan di video tersebut merupakan dinamika yang lumrah terjadi.

Namun ia mengaku sudah menghubungi Ketua Bappilu DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Gembong Warsono dan meminta agar menenangkan suasana.

"Saya sudah menghubungi Pak Gembong dan saya minta cooling down," ujarnya saat ditemui di kantor DPP PDI Perjuangan, Kamis (18/8).

Hasto berkata PDI Perjuangan menjunjung tinggi tradisi demokrasi yang berkebudayaan. Karenanya, berbagai ekspresi yang dikeluarkan oleh kadernya pun harus sesuai dengan adat ketimuran khas Indonesia.

PDIP sampai saat ini masih belum menentukan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang akan mereka usung. Partai masih terbelah antara mereka yang mendukung Ahok dan yang mendukung calon lain.

Ini bukan pertama kalinya internal PDI Perjuangan mempertontonkan perpecahan suara. Pada 2012, saat PDI Perjuangan belum mengusung Jokowi-Ahok, ada kader yang memberikan dukungan pada petahana Fauzi Bowo yang berpasangan dengan Nachrowi Ramli.

Perbedaan tersebut dianggap Hasto merupakan hal yang biasa dan bukan merupakan bentuk perpecahan internal partai.

Hasto juga kembali menegaskan bahwa kader PDI Perjuangan harus patuh setelah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan DPP mengeluarkan kebijakan resmi atas pasangan calon yang akan diusung dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Ketika keputusan akhir diambil maka sudah menjadi kesadaran (kader) untuk menjalankan keputusan partai itu." (wis/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER