Wiranto: Pelaku Teror Gereja Medan Terobsesi Gerakan Radikal

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Senin, 29 Agu 2016 12:38 WIB
Pelaku teror di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep bukan jaringan teroris internasional. Namun ia punya benih radikal. Belajar merakit bom via internet.
Pelaku teror di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep bukan jaringan teroris internasional, tapi punya benih radikal. (Detikcom/Jefris Santama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menyatakan pelaku teror di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan, bukan termasuk jaringan teroris internasional. Namun ia diduga memiliki benih radikal.

“Dari penggeledahan pada ranselnya dan di kosannya, dia terindikasi terobsesi gerakan radikal dan terorisme internasional. Tapi hasil pendalaman, dia tak masuk jaringan terorisme internasional,” kata Wiranto di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin (29/8).

Informasi itu didapat setelah pelaku yang berinisial IAH diperiksa intensif oleh aparat Kepolisian. Pemeriksaan masih berlangsung sampai saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan pemeriksaan awal, IAH merupakan satu dari empat bersaudara. Salah satu kakaknya memiliki warung internet. Di warnet itulah IAH sering menonton gerakan radikal dan terorisme internasional.

Dalam penggeledahan di kosannya, ditemukan tulisan "I Love Al-Bagdadi".

Hingga saat ini belum bisa dipastikan apakah IAH benar-benar bukan anggota teroris atau tidak.

“Sementara ini dia tak termasuk jaringan teror," ujar Wiranto.

Bahan bom

Polisi menyita sejumlah barang dalam penggeledahan di indekos pelaku teror, misalnya puluhan bahan untuk merakit bom skala kecil yang daya ledaknya tak besar.

"Kawat tembaga, black powder (bubuk mesiu), baterai, lampu pijar, dan solder," kata Wiranto saat ditemui di Hotel Arya Duta, Senin (29/8).

Bahan-bahan tersebut kemungkinan didapat setelah IAH melihat tayangan di internet. Ia diduga belajar merakit bom secara otodidak.

Saat ditangkap di gereja, pelaku membawa enam batang bom yang diduga buatan sendiri. Bom berisi semen dan bubuk mesiu itu jika dinyalakan menggunakan korek api, hanya akan menghasilkan ledakan setara mercon.

Aksi teror bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan, Minggu (27/8), terjadi saat pastor Albert S Pandingan hendak menyampaikan khotbah. IAH yang membawa ransel mendekati pastor. Ia, menurut saksi mata, juga membawa senjata tajam.

Saat mendekati pastor, tas yang dibawa pelaku mengeluarkan api dan mambakar tubuhnya sendiri. Pastor berhasil menyelamatkan diri, sedangkan jemaat gereja segera menghubungi polisi. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER