Polisi Curigai Keanehan Kasus Perampokan di Pondok Indah

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Selasa, 06 Sep 2016 18:37 WIB
Tersangka AJS yang diduga menjadi dalang dari perampokan, selalu terlihat menutupi sesuatu. Selain bungkam ia juga meminta perlindungan.
Petugas kepolisian saat berjaga di area TKP perampokan salah satu rumah di Jalan Bukit Hijau IX, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu, 3 September 2016.(CNN Indonesia/Djonet Sugiarto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polda Metro Jaya mencurigai adanya keanehan dalam kasus penyekapan dan perampokan di rumah bekas Senior Vice President ExxonMobil Indonesia, Asep Sulaiman, di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu pekan lalu.

Selama pemeriksaan, tersangka AJS yang diduga menjadi dalang dari perampokan itu, selalu terlihat menutupi sesuatu. Ia bahkan memilih bungkam dan justru meminta perlindungan.

“Dia (AJS) enggak mau ngomong apa-apa. Sangat tertutup. Cuma minta keluarganya dilindungi, terus minta panggil istrinya. Makanya nanti kami juga akan coba panggil istri tersangka,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Awi Setiyono, di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (6/9).

Selain itu, ada beda keterangan antara saksi dan korban yang menambah kecurigaan polisi. AJS mengaku pernah bekerja sebagai ajudan korban saat masih menjadi Vice Presidetn di ExxonMobil Indonesia, namun korban menyatakan sama sekali tidak mengenal korban.

“Memang ada bukti kalau tersangka ini kerja jadi security sampai April 2016, jadi ajudan korban. Makanya kami harus terus dalami apa sebenarnya motifnya,” kata Awi.

Kepolisian hingga saat ini terus memburu tiga tersangka yang diduga menjadi kaki tangan AJS dan S –tersangka lainnya– dalam kasus penyekapan dan perampokan tersebut.

Namun saat ditanya mengenai lokasi pencarian tersangka, Awi menolak memberikan lokasi detail.

“Yang jelas masih di Pulau Jawa,” kata Awi.

Kronologi

Kasus penyekapan dan perampokan di rumah Asep Sulaiman terjadi pukul 06.00 hingga 14.00 WIB, Sabtu (3/9).

Awi menuturkan tersangka mulai memasuki rumah korban pukul 05.30 WIB dengan memanjat pagar. Dia sempat memasuki ruang satpam, kemudian tersangka mengendap-endap di areal taman dekat kolam hingga asisten rumah tangga korban membuka pintu.

“Pas buka pintu, pembantu korban ditodong, diperintahkan untuk tunjukkan kamar majikannya di lantai 3,” kata dia.

Selanjutnya, setelah kamar milik korban digedor paksa, tersangka mengumpulkan semua korban untuk selanjutnya diminta mengumpulkan barang berharga seperti ponsel dan tas.

Oleh karena terjadi keributan di dalam rumah, beberapa tetangga sempat mendengar dan mencurigai ada kejanggalan yang terjadi di rumah milik korban, apalagi sempat terdengar jeritan keras dari asisten rumah tangga di rumah tersebut.

“Saksi yang dengar ini kemudian telepon security, setelah itu langsung telepon kepolisian. Sekitar jam 10.00 itu kami sampai, langsung telepon ke ponsel milik korban,” kata Awi.

Saat sambungan telepon terhubung, kepada polisi, korban mengatakan sedang terjadi percekcokan kecil di rumahnya, namun nada suara korban terdengar ketakutan dan terdengar seperti berada di bawah tekanan.

“Dari situ kami curiga dan langsung usahakan untuk membebaskan korban, tapi kemudian muncul pengakuan lain dari dalam rumah. Tersangka bilang mereka ini kerabat, bahkan asisten rumah tangganya sempat disuruh buatkan mi instan segala,” tutur Awi.

Drama penyanderaan selesai tepat pukul 14.00 WIB, dengan dua orang tersangka yakni AJS dan S dibekuk kepolisian. Sementara tiga orang tersangka lain berhasil kabur dan hingga saat ini masih diburu. (agk/obs)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER