Jakarta, CNN Indonesia -- Anies Baswedan akhirnya mengisi posisi nomor satu alias menjadi bakal calon gubernur yang akan diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Anies bersanding dengan Sandiaga Uno yang mengisi posisi bakal calon wakil gubernur.
Keputusan duet ini diambil setelah pertemuan maraton kedua partai yang berlangsung alot sejak Kamis siang (22/9) hingga Jumat (23/9) dini hari di kediaman keluarga besar Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Kamis siang, Presiden PKS Sohibul Iman dan Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid datang terlebih dulu. Tak lama berselang Prabowo sang tuan rumah datang menyusul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga maghrib menjelang, pertemuan tak kunjung usai. Kedua pucuk pimpinan partai belum memberikan pernyataan.
Di tengah kondisi itu, Prabowo mendadak meninggalkan kediamannya. Dengan diiringi hujan ringan, mobil Lexus hitam Prabowo melesat melaju keluar dari gerbang samping tanpa sempat dicegat awak media.
Beredar kabar, Prabowo menjemput Sandiaga untuk diboyong ke rumahnya. Berdasarkan informasi yang diterima CNNIndonesia.com, Prabowo juga menemui ketua umum salah satu partai yang ikut dalam Poros Cikeas di Jakarta.
Benar saja, selepas isya dan masih diiringi hujan ringan, Prabowo kembali bersama Sandiaga. Kala itu, Prabowo mengatakan masih mengikuti perkembangan terakhir untuk mengambil keputusan.
Poros empat partai yang melangsungkan rapat di Cikeas saat itu juga belum membuat keputusan, meski nama Agus Harimurti Yudhoyono—putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono—disebut bakal menjadi kandidat kuat bakal calon gubernur yang akan diusung.
Ternyata, nama Agus juga masuk bahan pertimbangan bakal calon selain Sandiaga, Anies, dan Yusril Ihza Mahendra. Menurut Ketua Tim Penjaringan Gerindra Jakarta Syarif, keempat nama itu disebut mulai mengerucut dalam pembahasan.
Jelang tengah malam, Ustaz Yusuf Mansur menyambangi kediaman Prabowo. Sekitar 30 menit di dalam, Yusuf mengaku hanya diminta untuk memberikan doa terbaik di Pilkada Jakarta.
Kehadiran Yusuf menambah spekulasi bakal pasangan calon yang akan diputuskan.
Titik terang mulai menghampiri Kertanegara ketika Anies datang sekitar pukul 01.15 WIB, Jumat dini hari. Mengenakan batik kombinasi cokelat dan putih, Anies diam-diam masuk dari gerbang samping, hampir luput dari pandangan awak media.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menjelaskan, Anies dan Sandiaga tengah diuji visi dan misi dalam membawa Jakarta ke depan.
Sekitar pukul 03.27 WIB, Anies meninggalkan Kertanegara, disusul Sandiaga menemui awak media dan mengatakan proses pembahasan kedua partai masih berlangsung.
Pertemuan dua partai berakhir dengan pernyataan Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani. Dengan wajah lelah, Muzani menjelaskan, kedua partai telah bersepakat, namun menunda pengumuman bakal pasangan calon yang akan diusung.
Satu kata kunci yang didapat dari pertemuan itu adalah legowo.
Di tengah pertemuan, salah satu petinggi Gerindra menyebut PKS telah legowo menerima bakal pasangan calon yang ada tanpa melibatkan kadernya.
"Pokoknya PKS sudah legowo," kata Muzani.
Sejak awal PKS memang getol mengusulkan Sandiaga untuk diduetkan dengan Wakil Sekjen Mardani Ali Sera untuk duet menuju Jakarta-1. Namun nama Mardani tak disambut baik di kalangan internal Gerindra.
Sementara kiprah Anies yang pernah menjabat Menteri Pendidikan sebelum perombakan kabinet jelas lebih mentereng. Bahkan Anies melebihi Sandiaga yang belum menduduki posisi strategis di jabatan publik.
Alotnya pertemuan kedua partai disebut untuk mencari formulasi tepat mendudukkan Anies sebagai bakal calon gubernur atau wakil gubernur, dengan pertimbangan Sandiaga sudah dideklarasikan sejak awal untuk dimajukan mengisi kursi cagub.
Teka-teki tentang siapa menduduki posisi bakal calon DKI-1 dari PKS dan Gerindra terjawab usai salat Jumat di Masjid At Taqwa, di sekitar kediaman Prabowo. Anies dan Sandiaga salat bersama.
Wajah Anies sumringah, sama halnya dengan Sandiaga.
Legowo menjadi kunci jelang menit akhir pengumuman bakal pasangan calon yang akan diusung Gerindra dan PKS.
"Masyarakat ekonomi di Jakarta ini sudah tidak mengenal, masyarakat politik sudah tidak mengenal konsep itu (nomor satu atau nomor dua di pemerintahan). Kita lupakan saja konsep Superman, kita berkolaborasi," kata Sandiaga.
Sikap legowo Sandiaga sempat disebut Sekjen PPP Arsul Sani saat keduanya berkomunikasi melalui pesan singkat. Arsul berkata, Sandi tak menyoalkan jika hanya menjadi bakal calon wakil gubernur.
Dalam sudut pandang Gerindra dan Prabowo, perasaaan legowo juga menentukan dalam keputusan duet ini. Anies yang pernah menjadi lawan politik Prabowo saat Pilpres 2014 ketika menjadi juru bicara Jokowi, kerap melontarkan 'serangan' ke kubu Prabowo.
Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon siang ini menjelaskan, partainya menerima jika Sandiaga hanya menjadi bakal calon wakil gubernur untuk mendampingi Anies.
Ia menepis anggapan, ada gesekan ketidakpuasan dalam internal partai dengan kemunculan nama Anies.
"Kami sudah tidak lagi harus dari partai dan sebagainya, yang paling penting mencari formulasi terbaik dari yang sudah ada. Jadi memang berubah-ubah karena kami meliat dan menjajaki," ujar Fadli.
Kini duet Anies-Sandiaga telah resmi diusung Gerindra dan PKS. Duet ini melenggang setelah sikap legowo Prabowo, Gerindra, Sandiaga, dan PKS demi menandingi pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni di Pilkada DKI 2017.
(rdk)