Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Golkar sebagai penyokong kandidat petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017, menyindir partai-partai politik penentang Ahok yang mengandalkan figur calon gubernur yang diusung.
“Saya tidak melihat pada koalisi lawan-lawan Ahok seperti apa idealisme partai, program partai, tetapi partai terlihat hanya menjadi ‘kendaraan’ bagi figur yang ditawarkan,” ujar Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Fayakhun Andriadi kepada CNNIndonesia.com, Sabtu malam (24/9).
Fayakhun menyatakan berbeda dengan Golkar, NasDem, dan Hanura yang sejak jauh-jauh hari mendukung Ahok. “Partai-partai kami mencermati incumbent dan program kerjanya,” kata Fayakhun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, idealisme ketiga partai tersebut juga sejalan dengan calon yang diusung, yaitu kerja keras, membenahi kebobrokan birokrasi, memberikan dukungan politik tanpa mahar, mampu bersinergi dengan relawan nonpartisan, dan memberikan kesejukan politik dengan konsistensi sikap.
Fayakhun menuturkan bahwa sebagai akademisi ilmu politik, ia sesungguhnya mencermati apakah ada dari parpol nonpendukung Ahok yang berani memunculkan kandidat calon gubernur tanpa menjual figur.
“Kalau itu terjadi, berarti partai sudah mampu menunjukkan jati dirinya kepada voters dan memiliki keyakinan sikap politik yang diinginkan voters. Namun rupanya, dua pasangan calon selain Ahok masih bertumpu pada figur atau sosok,” ujar Fayakhun.
Terlepas dari semua itu, anggota DPR ini menilai positif munculnya tiga pasangan calon yang akan memperebutkan kursi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Dengan adanya tiga pasangan calob maka warga Jakarta mempunyai pilihan. Hal ini bagus untuk demokrasi di Jakarta sebagai ibu kota dan barometer Indonesia.
“Warga Jakarta memiliki human index tertinggi di Indonesia, mereka lebih cerdas, lebih mempunyai wawasan, dan lebih melek informasi,” tutur Fayakhun yang akrab disapa Mas Kun ini.
Fayakhun optimistis duet Ahok dan Djarot yang didukung dapat meraih suara terbanyak pada pemilihan gubernur 2017.
“Saya yakin, yang terbaik akan menjadi pemenangnya. Insya Allah,” ucap doktor ilmu politik UI dengan disertasi Demokrasi Digital itu.
(obs)