Ahok Curigai Ada Mafia Iklan Jembatan Penyeberangan

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Senin, 26 Sep 2016 11:28 WIB
Gubernur Ahok mengaku tak lagi membolehkan swasta untuk memasang iklan di JPO. Namun masih ada kontrak dengan swasta yang masih berlaku.
Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Pasar Minggu ambruk. (Detikcom/Arief Ihsanuddin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menduga, terdapat mafia iklan yang menguasai Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jakarta. Menurut Ahok, sapaan Basuki, mafia itu muncul ketika pengerjaan JPO yang bekerja sama dengan swasta.

Kerja sama itu membuat swasta boleh memasang iklan di JPO. Ahok beranggapan, mafia tersebut memanfaatkan kesempatan itu untuk memenuhi JPO dengan iklan.

"Ini kan kayak ada mafia iklan yang pengen mengusai JPO," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (26/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iklan itu, kata Ahok, dipasang dengan digantung ke JPO tanpa konstruksi yang benar. Ahok akan mengirimi surat kepada pihak swasta yang dinilai wanprestasi tersebut.

Ahok juga menuding pengawasan pada masa itu diberikan dengan cara penyogokan. "Pelanggaran terjadi semua. Dulu yang izin pengawasan bisa disogok saya kira. Kami perbaiki kok," tutur Ahok.

Ahok mengaku sudah tak lagi memperbolehkan swasta untuk memasang iklan di JPO. Namun hal ini masih terkendala beberapa kontrak dengan pihak swasta yang masih berlaku hingga saat ini. Beberapa di antaranya masih berlaku lima tahun lagi.

Ke depannya, Ahok mengatakan, akan menyerahkan JPO ke Dinas Perhubungan dan PT Transportasi Jakarta untuk JPO yang terhubung dengan halte TransJakarta. JPO akan dibuat lebih terbuka dan dinding JPO tidak akan menahan angin.

Menurutnya, selain menghindari dari ambruk, hal itu juga berguna untuk antisipasi perampokan dan pelecahan seksual. Pengerjaan JPO ini membutuhkan waktu yang lama, lantaran pembongkaran JPO yang lama terhambat proses lelang karena ada penggelembungan anggaran saat pembangunan.

"Kalau pemerintah mau bongkar, itu mesti lelang juga. Lelangnya rata-rata jadi masalah karena dulu saya kira ada sedikit mark up," tutur Ahok.

Ahok sebelumnya yakin ambruknya JPO di Pasar Minggu pada Sabtu (24/9) saat hujan deras dan angin kencang karena pemasangan iklan yang menghambat laju angin. Dalam kejadian itu terdapat tiga orang yang meninggal dunia dan enam orang lainnya luka-luka.

Ahok menyebut, akan menanggung biaya sekolah bagi anak-anak korban robohnya JPO. Karena kejadian itu, Ahok mengatakan terdapat dua anak yang menjadi yatim piatu.

"Kalau mereka enggak ada yg tanggung sekolahnya, kami tanggung walaupun dia orang Depok," ujar Ahok. (rdk)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER